Rabu, 24 Juni 2009

MAUT, tidak datang mengetuk lebih dulu

Seorang pemuda di Damaskus telah bersiap-siap untuk melakukan perjalanan. Dia memberi tahu ibunya bahwa waktu take off pesawat adalah jam sekian. Ibunya diminta membangunkannya jika telah dekat waktunya. Dan pemuda itu pun tidur.

Sementara itu, si ibu mengikuti berita cuaca dari radio yang menjelaskan bahwa angin bertiup kencang dan langit sedang mendung. Sang ibu merasa sayang terhadap anak satu-satunya itu.


Karenanya, dia tidak membangunkan anaknya dengan harapan dia tidak jadi pergi pada hari itu, lantaran cuaca sangat tidak mendukung itu. Dia takut akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan.

Ketika dia sudah yakin bahwa waktu perjalanan telah lewat dan pesawat telah tinggal landas, ibu itu bermaksud membangunkan anaknya. Ternyata si anak telah meninggal di tempat tidurnya. [1]

***

Di negeri Syam ada seorang laki-laki yang memiliki truk Lorie. Ketika truk itu dijalankan, tanpa diketahuinya di atas badan truk itu ada orang. Truk itu mengangkut peti yang sudah siap untuk menguburkan mayat. Sedangkan di dalam peti itu terdapat kain yang bisa digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tiba-tiba hujan turun dan air mengalir deras. Orang itu pun bangun dan masuk ke dalam peti, dan membungkus dirinya dengan kain yang ada di dalam peti. Kemudian di tengah perjalanan ada seorang yang lain naik menumpang ke bak truk itu di samping keranda. Dia tidak tahu bahwa di dalam peti itu ada orang.

Hujan belum berhenti. Orang yang kedua ini mengira bahwa dirinya hanya sendirian di dalam bak truk itu. Tiba-tiba dari dalam peti ada tangan terjulur—untuk memastikan apakah hujan sudah berhenti atau belum. Ketika tangan itu terjulur, kain yang membungkusnya juga terjulur keluar. Si penumpang itu kaget dan takut bukan kepalang. Dia mengira bahwa mayat yang ada di dalam peti itu hidup kembali. Karena takutnya, dia terjungkal dari truk dengan posisi kepala di bawah. Dan, mati. [2]

***

Sebuah bus penuh sesak dengan penumpang. Sopirnya selalu menoleh ke kiri dan ke kanan, dan secara tiba-tiba sopir itu menghentikan bus itu. Para penumpang pun bertanya, "Mengapa engkau menghentikan bus ini?" Sopir itu menawab, "Saya berhenti untuk menghampiri orang tua yang melambai-lambaikan tangannya hendak turut menumpang bersama kita."

Para penumpang jadi bertanya-tanya, "Kami tidak melihat siapa-siapa."

Tapi sopir itu melihatnya, "Lihat, itu dia."

Mereka tetap bingung, "Kami tidak melihat seorang pun."

Sopir itu pun kembali berkata, "Kini dia datang untuk naik bersama kita." Semua penumpang berkata, "Demi Allah, kami tidak melihat siapa-siapa." Dan secara tiba-tiba pula, sopir itu mati terduduk di atas kursinya. [3]

***

Seorang teman saya sakit demam berdarah dan harus dirawat inap di RSUD Sardjito, Yogyakarta. Selama kurang lebih satu minggu, kami teman-teman dekatnya bergiliran menjaganya di sana.

Di dalam satu ruang perawatan itu, ada dua orang pasien. Di samping ranjang teman saya adalah seorang kakek penderita asma akut. Kakek itu ditunggui istri dan seorang anak perempuannya. Setelah lewat satu minggu menjalani perawatan, kondisi kakek itu sudah berangsur membaik. Nafasnya sudah mulai normal. Selang oksigen yang biasa terpasang di hidungnya sudah boleh dilepas. Dan, sang kakek sudah bisa menghabiskan setiap jatah makannya dengan lahap.

Malam itu, Minggu, 27 Januari 2oo8. Saya kembali kebagian piket menunggui teman saya.

"Wah, kakek sudah sehat ya?" kata saya ikut senang melihat perkembangan kondisi sang kakek. "Kapan pulang, Kek?"

"Besok pagi kakek pulang," sang istri menimpali pertanyaan saya dengan wajah berhias senyuman.

Lewat tengah malam itu, saat lorong-lorong di sepanjang bangsal perawatan sudah senyap. Saya mencoba memejamkan mata di sebuah bangku dengan posisi duduk. Di ruangan yang sama, istri kakek dan anak perempuannya tampak sudah tertidur di lantai di samping ranjang kakek. Teman saya juga sudah terlelap.

Tiba-tiba asma sang kakek kambuh lagi. Nafasnya tersengal hebat memburu tak teratur. Tubuh kurusnya berguncang-guncang mengikuti irama tarikan nafasnya. Spontan istri dan anak perempuan kakek terbangun dan panik seketika.

Saat itu, agak terlambat dokter jaga tiba untuk memeriksa kondisi sang kakek. Dan, kakek pun menghembuskan nafasnya yang terakhir tak lama berselang setelahnya.

Benar apa yang dikatakan istri kakek, pagi itu kakek pulang. Pulang meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.

***

Maka, sungguh indah ungkapan Ali bin Abi Thalib, "Sesungguhnya kematian terus mendekati kita, dan dunia terus meninggalkan kita. Jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah kalian jadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah beramal dan tidak ada hisab, dan esok adalah hisab dan tidak ada lagi beramal."

Ungkapan Ali itu mengingatkan kita, bahwa manusia harus selalu siap siaga, memperbaiki keadaannya, dan senantiasa memperbaharui taubatnya.

Kematian itu tidak pernah meminta izin kepada siapa saja, tidak pernah pilih kasih kepada siapa saja, dan tidak pernah merajuk. Kematian itu tidak pernah memberikan aba-aba terlebih dahulu.

Sesungguhnya ada banyak sekali ragam potret kematian di sekitar kita. Semoga Allah Swt. menghindarkan kita dari kematian su'ul khotimah. Amin

Selengkapnya......

Jumat, 12 Desember 2008

MENJADI NEGARA INDONESIA LEBIH BAIK

Di bawah keterpurukan bangsa Indonesia yang semakin ketinggalan dibanding bangsa lainnya, mungkin artikel ini bisa lebih membuka mata kita...

Negara Indonesia merupakan negara yang penduduknya terbesar ke-4 di dunia. Dibanding 3 negara yang penduduknya di atas kita (China, India, dan Amerika), jelas bangsa kita jauh ketinggalan. Contoh mudahnya adalah masing-masing negara tersebut semuanya sudah bisa ke luar angkasa. Kita sendiri mengatasi rakyat miskin saja masih kewalahan...


Saya melihat acara TV beberapa hari yang lalu bahwa tahun depan banyak sekali yang ingin jadi presiden, tapi ketika ditanya dalam detilnya bagaimana mengatasi masalah-masalah dan memajukan Indonesia, belum ada yang bisa menjawab dengan baik.

Hal ini mengugah saya untuk menurut artikel singkat ini. Siapa tahu sedikti saran dan pendapat dari saya yang bodoh ini, mungkin bisa memberikan masukkan yang berguna bagi negara dan bangsa Indonesia. Jadi saya tidak perlu ikut-ikutan jadi presiden untuk bisa mengubah bangsa ini supaya lebih maju... :-)

Berikut program yang harus segera dilaksanakan oleh pemerintah atau presiden mendatang supaya bangsa kita jangan sampai lebih terpuruk:

1. Memberantas Kemiskinan - Semua calon presiden pasti menyebut akan memberantas yang satu ini, tapi bagaimana melaksanakannnya? Tidak mudah memang karena rakyat bisa miskin berarti karena mereka itu pada umumnya bodoh (dalam arti tidak terpelajar), tidak bisa mencari pekerjaan (tidak punya keahlian) atau bahkan ada yang tidak sekolah sampai tamat. Yah gimana mau belajar, makan saja susah?

Mengatasinya bukan berarti rakyat miskin itu diberikan uang, masalah selesai. Tapi harus diajarkan supaya bagaimana setidaknya mereka itu bisa hidup layak dan mandiri. Kalau rakyat miskin dan bodoh diberi uang, mungkin akan dihabiskan segera. Kalau mengajarkan mereka keahlian, akan jauh lebih berguna, karena mereka bisa memakainya untuk menghidupi keluarga. Kalau memberikan makanan itu lain cerita, dan saya rasa pemerintah kita sudah melakukannya.

Cara Mengatasinya
Nah intinya bagaimana mengajarkan mereka supaya bisa hidup mandiri dan tidak miskin lagi? Saran dari saya coba libatkan mahasiswa yang suka demo menentang pemerintah, atau mahasiswa yang sudah lulus tapi nganggur. Libatkan juga pihak universitas untuk sosialisai dengan meminta mahasiswa yang berkenan untuk datang ke daerah miskin. Ajari rakyat miskin tersebut dengan program padat karya, mencari uang dengan memanfaatkan kemampuan mereka, bercocok tanam, pelihara ternak, atau lihat di daerah tersebut apa yang bisa diolah untuk jadi makanan atau uang.

Pemerintah harus menyisihkan uang yang diberikan kepada rakyat miskin sebagai subsidi, untuk membayar gaji dan biaya hidup mahasiswa tersebut. Selain itu mungkin butuh dana ekstra untuk membeli bibit, pupuk, alat-alat bercocok tanam, pakan ternak, dan lain sebagainya. Mahasiswa harus mengawasi dana yang diberikan (supaya tidak dikorupsi), dan juga harus memberikan laporan hasil kerja mereka kepada aparat yang berwenang (yang sudah ada sekarang) yang ditunjuk kepala daerah setempat atau bahkan menteri dalam negeri dan atau menteri lainnya.

Bekali juga mahasiswa dengan ilmu-ilmu penerapan dan panduan untuk program padat karya yang sudah pernah dicanangkan pemerintah (kalau dirasa ilmu yang didapat di universitas tidak cocok untuk ini). Libatkan sekelompok mahasiswa, dan kalau perlu diawasi oleh aparat setempat, supaya program ini bisa dilaksanakan dengan baik.

Daripada uang diberikan langsung ke rakyat miskin atau mengadakan program padat karya yang tidak diawasi sehingga bisa dikorupsi oleh aparat, mending pakai cara di atas yang saya rasa lebih berguna. Kalau perlu libatkan juga sekolah-sekolah di daerah sekitar (yang sudah SMA setidaknya) untuk membantu, sehingga mereka kalau sudah lulus bisa mempunyai ketrampilan untuk bekerja dan menghidupi keluarga.

Dengan ini secara tidak langsung pemerintah juga telah menciptakan lapangan pekerjaan untuk mahasiswa dan rakyat miskin. Ini hal yang paling penting. Lebih baik mengajarkan cara mencari uang dan hidup mandiri daripada memberikan uang saja, dimana hanya merupakan solusi jangka pendek saja.


2. Lunasi Hutang Luar Negeri. Hutang kita di luar negeri mencapai lebih dari 100 Milyar Dollar, untuk bayar bunganya saja sudah keteteran, bagaimana bisa lunasnya? Sampai kapanpun tidak akan bisa lunas... ibarat kata orang, bahwa 'orang yang sewa rumah, tidak akan bisa membeli rumah'. Walau kenyataannya tidak demikian tapi banyak terjadi demikian...

Cara Megatasinya
Cobalah presiden mendatang atau pemerintah sekarang negosiasikan ulang hutang yang ada supaya tidak perlu bayar bunganya. Kalau tidak bisa, carilah hutang baru yang tidak perlu bunganya (atau bunganya lebih kecil) untuk membayar hutang yang sekarang. Intinya hutang sekarang yang ada bunganya mesti LUNAS DULU.

Janjikan negara yang memberikan hutang tanpa bunga tersebut untuk terlibat dengan proyek infrastruktur atau investasi di Indonesia bebas pajak selama Indonesia belum membayar hutangnya. Mungkin mereka lebih tertarik daripada duit negara mereka juga nganggur tidak terpakai. Saya rasa pasti ada negara kaya seperti Jepang dan China yang cadangan devisanya di atas 1 Trilyun Dolar, atau negara kaya di Timur Tengah yang mau dengan hal ini.

Coba tanyakan apa yang mereka inginkan sebagai timbal baliknya, dan kalau masuk diakal dengan bisa dilaksanakan, mungkin sebaiknya dicoba. Cara ini juga bisa menambah lapangan pekerjaan kalau mereka ingin investasi di negara kita. Intinya tawarkan kemudahan bagi mereka, asal mereka mau meminjamkan uang ke kita dengan tanpa bunga atau bunga yang lebih kecil.

Cara lainnya buatlah Surat Hutang Negara (SUN) atau obligasi untuk dilibatkan pada rakyat Indonesia (yang kaya) untuk membelinya. Jadi daripada duitnya buat bayar bunga di luar negeri, mending bayarnya ke rakyat kita saja. Kalau masalahnya untuk mendapatkan Dolar, rakyat kita juga banyak yang nyimpan Dolar kok... :-) Yah ambil contoh Amerika saja, negara yang dibangun dengan obligasi...


3. Memberantas Korupsi. Nah ini yang sulit diberantas, ibarat rayap di dalam rumah. Tapi kalau niat dari pemerintah benar-benar ingin memberantas, pasti bisa. Kalau sistem sekarang kalau ketahuan korupsi, terpidana cuma bayar denda dan di penjara beberapa tahun, mana bisa kapok? Banyak orang yang rela korupsi Milyaran, tapi cuma di penjara 3 - 5 tahun (belum lagi dapat remisi), setelah itu keluar hidup makmur. Saya juga mau kalau begini... :-)

Cara Mengatasinya
Untuk membuat efek jera caranya adalah setiap pejabat atau wakil rakyat yang ketahuan korupsi, sita hartanya atau dia harus membayar ganti rugi senilai 2 kali lipat dari nilai yang dikorupsinya. Tawarkan penjara atau keringanan kalau mereka kerja sosial di tempat yang penduduknya hidup miskin membantu mahasiswa (melakukan program pemberantasan kemiskinan yang saya bahas pada poin 1).

Hal ini mungkin bisa membuat mereka lebih sadar bahwa akibat perbuatan mereka, rakyat miskin makin terpuruk. Bentuk lain kerja sosial mungkin bisa lebih dipikirkan, dilihat dari situasi yang cocok untuk terpidana nantinya.

Intinya di sini adalah daripada pejabat tersebut di penjara dan tidak menghasilkan apa-apa bagi negaranya, pemerintah juga harus membayar makanan mereka di penjara, mendingan mereka disuruh kerja sosial saja membantu rakyat miskin. Hal ini juga boleh ditawarkan kepada narapidana lain yang berkelakuan baik dan ingin mengabdi pada negaranya. Mereka yang orang terdidik mungkin kalau diajarkan program padat karya pemerintah akan lebih mengerti daripada rakyat miskin kita, yang banyak tidak tamat sekolah. Selain itu aparat kita di daerah yang penduduknya miskin juga suka masa bodoh dan kadang pendidikan mereka juga kurang dalam hal ini.

Libatkan juga mahasiswa, aparat setempat untuk ikut mengawasi apakah terpidana kasus korupsi tersebut melaksanakan tugasnya dengan baik. Laporkan perminggu atau perbulan perkembangan atau apa yang telah dilakukannya kepada aparat yang berwenang. Kalau tidak, mendingan dimasukkan kembali ke penjara dan ditambah hukumannya. Apabila mereka sudah selesai menjalani hukuman tapi masih berani korupsi lagi, hukuman seumur hidup atau hukuman mati tampaknya layak untuk mereka.


Kesimpulan

3 poin penting yang saya bahas di atas adalah sumber dari keterpurukan bangsa kita. Kalau tiga poin tersebut sudah bisa diatasi, mungkin beban terbesar bangsa kita sudah bisa terangkat. Masih banyak masalah lain seperti ketersediaan lapangan pekerjaan, pembangunan infrastruktur, dan ekonomi kita yang saya lihat makin hari parah dan semakin ketinggalan dibanding negara lain.
Erwin _ketok.com

Selengkapnya......

Sabtu, 06 September 2008

HIKMAH

"Barangsiapa yang menjadikan dunia ini sebagai terminal akhir cita-citanya, niscaya Allah akan menceraiberaikan urusannya, menjadikan kepapaan menghantui dirinya, dan ia hanya mendapatkan harta duniawi seperti yang telah ditetapkan (Allah) baginya; dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai puncak cita-citanya (terminal utama perjalanannya), maka Allah akan memudahkan segala urusannya, serta menciptakan kepuasan dalam hatinya, sementara dunia datang tunduk kepadanya." (HR Ibnu Majah)


"Syaqiq ibn Ibrahim ditanya, "Bagaimana dapat mengetahui sayakah orang yang saleh. Apakah sebab orang berkata, 'Saya orang saleh?". Syaqiq menjawab, "Tunjukkan rahasiamu pada orang saleh, bila mereka ridha kamu termasuk golongan mereka. Tawarkan dunia pada nuranimu. Jika kau menolaknya, itulah salah satu tanda. Hadapkan maut pada dirimu. Bila kau berani menerima, kaulah orang saleh itu. Bila ketiganya ada pada dirimu mintalah pada Tuhan selalu jauhkan riya' dari amalmu supaya tak dirusak dan lebur jadi debu." (Hikmah dari Langit, Yusuf Mansur. Penerbit Pena)


Selengkapnya......

Minggu, 31 Agustus 2008

1429 H

Marhaban ya
Ramadhan,
Bulan dimana nafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi ibadah,
amal kita diterima dan do'a kita di ijabah,

Sungguh
cantik kain plekat, dipakai orang pergi ke pekan.
Puasa Ramadhan semakin
dekat, silap dan salah mohon dimaafkan
Berharap
padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,
harapan hati bertatap
langsung, cuma terlayang e-mail ini.
Sebelum
cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir...



Ramadhan merupakan bulan suci yang menyucikan, meluruhkan berbagai kotoran jasad dan jiwa. Sejuta keutamaannya membuat orang merasa rugi jika menyia-nyiakan keberadaannya.
Ramadhan dengan berbagai kelebihannya menjadi berharga karena ‘perintah’. Berpuasa menjadi tidak bernilai jika di satu sisi kita ‘mengejar’ keutamaan Ramadhan, namun di sisi lain kita meninggalkan aturan yang telah ditetapkan-Nya.
Seringkali terjadi jika seseorang berpergian jauh (musafir) atau sakit, ia merasa kurang enak (sreg) jika berbuka. Atau merasa kurang afdhal (utama) jika berbuka. Atau merasa berat jika ia mesti membayarnya di lain waktu. Ia merasa rugi jika ‘kehilangan’ puasa ramadhan-nya, tapi ia tidak merasakan kasih sayang Allah telah lenyap dari jiwanya. Ia lebih mengutamakan karunia Ramadhan daripada yang menciptakan ramadhan (Allah SwT).
Ramadhan mesti diisi dengan ketundukan dan ketaatan, dan tidak mesti dengan puasa. Apalah arti puasa yang tidak menyambut sifat Rahim Allah kepadanya dengan meninggalkan rukhshah (keringanan) yang Allah berikan kepadanya.
Allah SwT berfirman: “Allah menghendaki kemudahan untukmu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (QS. Al-Baqarah[2]: 185)
Rasulullah Saw bersabda:
“Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi jauh (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar”. (HR. Thabrani)
“Sesungguhnya Allah mencintai jika kemurahan-kemurahan-Nya diambil sebagaimana Dia mencintai jika fardhu-fardhu-Nya dikerjakan. Sesungguhnya Allah mengutusku untuk menyampaikan agama yang lurus lagi mudah, yakni agama Ibrahim As”. (HR. Ibnu ‘Asakir)
“Kerjakanlah yang fardhu, terimalah keringanan (kemurahan-Nya), biarkanlah orang-orang, maka sungguh kamu dipelihara dari gangguan mereka”. (HR. Al-Khathib)
Tujuan puasa adalah meraih nilai-nilai ketaqwaan, bukan semata-mata mencari-cari keutamaan Ramadhan dengan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Bukanlah dengan adanya Ramadhan kita membabi buta menggapai gelimang cahayanya, tapi kita tinggalkan esensi kehambaan kita kepada Allah.
Apabila kewajiban suami istri mesti ditinggalkan dengan alasan mengejar keutamaan Ramadhan, berarti ia belum mengerti nilai ketakwaan sesungguhnya. Misalnya, seorang istri yang menolak ajakan suaminya di bulan Ramadhan karena alasan ingin mengkhatamkan Al-Quran adalah adalah sikap yang amat keliru.
Universitas Ramadhan adalah pelatihan individu dan sosial menuju martabat ketakwaan, yakni membentuk SDM yang bersikap Sami’na wa Atho’na, turut perintah dengan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarangnya. Jika Ramadhan ini tidak membentuk sikap ketaqwaan, maka gagallah usaha dan jerih payah perjuangan Ramadhan yang dilakukannya.
Konsep ketaqwaan sebagai halte terakhir Ramadhan bukanlah hanya dilakukan dalam 1 bulan, namun perjalanannya berkelanjutan. Konsep ketaqwaan adalah konsep harian bukanlah bulan Ramadhan saja. Firman Allah SwT: ‘Ayyaamam ma’duudaat’, pada hari-hari yang ditentukan (bukan bulan-bulan yang ditentukan).
Buah Ramadhan adalah kesabaran. Namun kesabaran itu tidak bernilai jika tidak didasari nilai ketaqwaan. Banyak umat lain selain Islam menyodorkan doktrin kesabaran, namun kesabarannya tiada arti di sisi Allah karena tidak didasari sikap ‘turut perintah’ terhadap konsep keselamatan.
Rasa lapar juga merupakan bagian penderitaan para Nabi dan Shalihin terdahulu yang manfaatnya teramat besar bagi madrasah pembenahan jiwa. Namun keadaan lapar itu juga tidak bearti di sisi Allah jika tidak berpijak pada sikap ‘turut perintah’. Sikap ini menjadi acuan semua ibadah kepada Allah.
Karena sikap turut perintah-lah yang menyebabkan kita menghadap ke kiblat setiap hari. Sikap inilah yang menyebabkan kita mau mencium hajar aswad, mengelilingi bangunan batu (Ka’bah), berlari-lari (Sa’i), melaparkan diri (berpuasa), dan sebagainya.
Saat seseorang kembali ke fitrah (titik nol), dikhawatirkan ia akan kembali lagi ke koordninat minus jiwa karena ia belum mengenal nilai-nilai ketaqwaan, yakni turut perintah. Jika kita mampu berbuat di bulan Ramadhan, mengapa di bulan lainnya tidak?
“Betapa banyak orang yang berpuasa yang tidak maraih apa-apa melainkan rasa lapar dan dahaga”, Nabi Saw mengingatkan. Karena ia tidak mampu mempersembahkan nilai ketaqwaan sesudah fitrahnya.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah bertutur, semoga Allah melimpahkan rahmat atasnya, di antara arahan-arahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan adalah:

1. Memperbanyak ibadah.

Jibril mengkaji al-Qur’an bersama Rasulullah pada bulan Ramadhan, dan bila ditemui Jibril, Beliau lebih dermawan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan, memperbanyak shadaqah, memperbanyak kebajikan kepada manusia, memperbanyak membaca al-Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf.

Berbeda dengan bulan-bulan lain, Beliau mengkhususkan Ramadhan untuk ibadah, sampai-sampai Beliau terkadang berpuasa wishal (puasa dari fajar berlanjut hingga malam hari) agar dapat menggandakan jam-jam siang dan malam untuk ibadah. Padahal beliau sendiri melarang sahabatnya puasa wishal, sahabat pun bertanya; “Engkau sendiri berpuasa wishal?” Nabi menjawab:
Keadaanku tidak seperti keadaan kalian. Aku bermalam di bawah lindungan Rabb-ku. Dia memberiku makan dan minum.” (HR Buhkari & Muslim).

Allah memberi makan kepada Rasulullah pada saat beliau berpuasa wishal dengan ma’rifah, hikmah dan limpahan sinar kerasulan, bukan makan dan minum dalam arti yang sesungguhnya. Sebab bila demikian halnya, berarti Rasulullah tidak berpuasa. Ketika matanya bersinar karena menghadap Rabb-nya, ketika hantinya menjadi lapang karena mencapai maksud, ketika hatinya menjadi tentram karena mengingat Rabb-Nya, ketika keadaannya membaik karena kedekatan dengan Rabb-nya, saat itu beliau lupa makan dan minum seperti yang dikatakan orang terdahulu:

Makanan ruh adalah makanan spiritual
dan bukan makan, bukan pula minum
kekurangan harta
tak akan mengganggumu sama sekali
apabila Anda telah mengenal Rabb-mu
.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling banyak dzikir dan ibadah kepada Allah. Beliau jadikan Ramadhan sebagai musim ibadah, sebagai saat untuk dzikir dan membaca al-Qur’an. Malamnya beliau pergunakan untuk bangun bermunajat dengan Rabb-nya, merintih kepada-Nya, memohon pertolongan, dukungan, kemenangan dan petunjuk dari-Nya, membaca surat yang panjang-panjang, memanjangkan ruku’ dan sujud. Keadaan bagaikan orang lahap yang tidak kenyang dengan ibadah. Beliau jadikan shalat malam sebagai bekal, patok dan kekuatan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Wahai orang yang berselimut, bangunlah pada malam hari untuk shalat kecuali sedikit.” (QS.al-Muzammil: 1-2).

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS.al-Isra’: 79).

Siang harinya beliau pergunakan untuk berdakwah, berjihad, memberi nasehat, mendidik, memberi peringatan dan memberi fatwa-fatwa.


2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk bersantap sahur, dalam sebuah hadits shahih dikatakan:

Bersantap sahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu terdapat berkah.”
Sebab waktu sahur penuh berkah karena ia berada pada sepertiga malam, waktu turunnya wahyu dan waktu istighfar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS.Ali-Imran: 17),
Dan di akhir malam, mereka memohon ampun kepada Allah.” (QS.Adz-Dzariyat: 18).

Kemudian, sahur merupakan penopang puasa dan ibadah, ia juga merupakan memanfaatkan nikmat untuk menyembah kepada Yang Memberinya.


3. Dalam banyak hadits shahih, baik berupa perintah atau perbuatan nabi sendiri, beliau menyegerakan buka setelah terbenam matahari, beliau buka dengan kurma atau air. Sebab makanan yang paling tepat untuk perut yang sedang kosong adalah makanan yang manis-manis, di samping itu kurma mengandung gizi yang sesuai untuk orang yang berpuasa.


4. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya orang yang berpuasa pada saat berbuka mempunyai waktu di mana do’anya tidak di tolak .”
Dan Rasulullah sendiri berdo’a agar memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.


5. Rasulullah berbuka sebelum shalat Maghrib.
Dalam hadits shahih disebutkan bahwa beliau bersabda,
Bila malam telah datang dari sini dan siang berlalu dari sini, maka orang yang berpuasa sudah berbuka .”


6. Bila Rasulullah berpergian pada bulan Ramadhan, beliau puasa kemudian berbuka, sedangkan para sahabat dipersilakan memilih puasa atau buka.


7. Rasulullah menyuruh para sahabat berbuka apabila telah dekat dengan musuh agar mereka mempunyai kekuatan memerangi mereka.

Beliau pergi berperang pada bulan Ramadhan, bahkan perang Badar terjadi pada bulan Ramadhan, dan Allah memberinya kemenangan yang dunia tidak pernah mendengar kemenangan serupa. Rasulullah berbuka pada dua peperangan yang terjadi pada bulan Ramadhan seperti yang diriwayatkan Tirmidzi dan Ahmad dari Umar r.a. Rasulullah juga tidak memberi batasan jarak perjalanan yang memungkinkan orang yang berpuasa dapat berbuka, tak ada hadits shahih satu pun berkenaan dengan itu.


8. Rasulullah pernah keburu datang fajar, padahal beliau berhadats besar, beliau kemudian mandi setelah fajar dan berpuasa. Beliau juga mencium sebagian istrinya dan beliau berpuasa pada bulan Ramadhan. Ciuman orang yang berpuasa terhadap istrinya diserupakan dengan berkumur-kumur.


9. Orang yang makan dan minum karena benar-benar lupa, tidak dihukumi batal puasanya, Allah-lah yang memberi makan dan minum.

Menurut hadits shahih yang membatalkan puasa adalah makan, minum, berbekam, muntah. Al-Qur’an menunjukkan bahwa jima’ (bersetubuh) membatalkan puasa sebagaimana makan dan minum.


10. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di masjid pada sepuluh hari akhir Ramadhan. Hatinya ia himpun dengan Allah, benaknya ia kosongkan dari segala urusan dunia, matahatinya ia arahkan ke malaikat langit dan bumi, ia minimalkan bertemu dengan manusia sehingga dapat lebih banyak terputus hubungan dengan keduniaan, memperbanyak permohonan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang Mahamulia. Ia memantapkan hatinya untuk mengkaji asma dan sifat-sifat Allah, menelaah ayat-ayat yang jelas, merenungi ciptaan Allah ta’ala yang menguasai langit dan bumi. Subhanallah, berapa banyak makrifah yang beliau peroleh, betapa sinar cahaya tampak jelas padanya, betapa banyak hakekat yang beliau beruntung mendapatkannya.

Saudara-saudari kami rahimakumullah,
Rasulullah kita tercinta, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling mengenal Allah, orang yang paling takut kepada adzab Allah, orang yang paling takwa kepada Allah, dan orang yang paling tinggi derajat tawakalnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang paling banyak berkorban dengan apa yang dimiliki dalam jalan yang Allah ridhai. Apa yang dihembuskan wewangian, apa yang disuarakan merpati, dan apa yang dinyanyikan burung Bulbul, semoga merupakan do’a agar rahmat dan salam dilimpahkan atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
.

SEMOGA DI SHAUM ini KITA DAPAT MENGOPTIMALKAN DIRI MENUJU TAQWA ILAHI..
Selamat Menunaikan Ibadah Shaum RAMADHAN 1429 H

Selengkapnya......

Rabu, 28 Mei 2008

Laissez Faire

Harga bahan bakar minyak (BBM) naik akhir Mei 2008. Itu sudah keputusan Pemerintah SBY–YK. Mahasiswa bisa saja menolak dan melakukan demonstrasi merata hampir di seluruh Indonesia, dari Padang sampai Kendari, dari Jakarta sampai Ternate. Tapi harga bensin tetap harus naik.Para ekonom atau pengamat bisa saja protes. Kwik Kian Gie siap dengan hitung-hitungan bahwa tak betul rakyat disubsidi lewat harga BBM. Pemerintah ternyata sudah memperoleh keuntungan berlipat-lipat selama ini, dengan menjual bensin Rp 4500/liter. ‘’Mau debat dengan siapa saja, di mana saja, dari dulu saya siap. Tapi mereka diam saja,’’ kata mantan Kepala Bappenas itu.Ekonom dan anggota DPR Drajat Wibowo bisa saja bersikukuh tak ada mashalat dengan APBN sekali pun harga BBM tak naik.

Ia ajari cara menyusun APBN, antara lain, dengan menunda pembayaran cicilan utang. Dengan itu Drajat ingin menunjukkan adalah bohong pernyataan yang menyebutkan APBN akan jebol kalau harga minyak tak dinaikkan. Ia prihatin, begitu harga BBM naik harga semua kebutuhan pokok turut naik pula. Maka rakyat yang selama ini daya belinya sudah merosot, menjadi korban. Pengalaman kenaikan harga BBM tahun 2005, menunjukkan begitu.Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan pemerintah tak ada artinya, rakyat tetap saja bertambah miskin. BLT tampaknya memang sekadar proyek politik pencitraan – bahwa Presiden kita pemurah – guna menghadapi pemilihan umum.Padahal rakyat sudah amat menderita. Percuma saja Biro Pusat Statistik (BPS) memilih-milih dan memilah-milah data untuk mendukung citra pemerintah. Semua orang tahu di mana-mana sekarang rakyat makan nasi aking.
Berita radio, koran dan TV menunjukkan berapa banyak anak-anak kurang gizi dan kelaparan. Di Makasar, seorang ibu hamil meninggal dunia karena berhari-hari tak tersentuh makanan. Mereka tak mungkin diselamatkan hanya dengan data BPS.Lagi pula, apa pun data BPS, faktanya Indonesia masuk indeks 60 negara gagal 2007 (failed state index 2007) yang disusun Majalah Foreign Policy bekerja sama dengan lembaga think-tank, The Fund for Peace. Majalah itu amat berwibawa, milik The Carnegie Endowment, think-tank dengan jaringan internasional paling luas di Amerika Serikat. Salah satu pendiri majalah itu adalah Profesor Samuel Huntington, ahli ilmu politik senior dari Harvard University.
Yang hendak dikatakan, Foreign Policy bukan majalah yang diterbitkan dari pinggir got. Indonesia memang betul-betul negara gagal, satu kelompok dengan Sudan, Somalia, Iraq, Afghanistan, Zimbabwe, Ethiopia, atau Haiti. Shalat satu ukurannya: pemerintah pusat sangat lemah dan tak efektif, pelayanan umum jelek, korupsi dan kriminalitas menyebar, dan ekonomi merosot. Nah, kalau mau jujur, memang begitulah persis potret negeri kita sekarang.Data indeks pembangunan manusia (human development index) dari badan PBB, UNDP, memberikan indikator serupa. Indonesia menduduki peringkat 107 dari 177 negara, jauh di bawah Singapore, Arab Saudi, Malaysia, atau Thailand. Malah kita di bawah Filipina, Vietnam, Palestina, atau Srilangka. Padahal Srilangka itu negeri rusuh karena pemberontakan Macan Tamil dan Palestina lebih rusuh lagi akibat penjajahan Israel.Begitu pun kenyataannya tetap saja harga minyak harus naik. Apakah rakyat tambah menderita seperti dikhawatirkan Kwik Kian Gie atau Drajat Wibowo dan kawan-kawan, tak ada mashalat bagi pemerintah. Soalnya, ini sudah tak bisa ditawar. Ini sebetulnya untuk kepentingan ideologi.Ideologi? Barang siapa membaca buku terlaris dari Naomi Klein, The Shock Doctrine, The Rise of Disaster Capitalism (The Penguin Group, September 2007), akan terang-benderanglah motif sebenarnya di balik langkah pemerintah menaikkan harga BBM atau mengobral 37 perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) kepada asing. Itu semata-mata untuk menegakkan ideologi kapitalisme-laissez-faire, atau di sini dikenal sebagai sistem ekonomi liberal, yang dianut pemerintah kita.Inilah sistem ekonomi pasar yang menyerahkan urusan ekonomi kepada perusahaan swasta dengan campur tangan pemerintah sebisa mungkin dihilangkan.
Sistem ini menginginkan pemerintah tidur saja. Pemerintah tetap tak boleh mencampuri urusan ekonomi, sekali pun hanya untuk meningkatkan taraf hidup orang miskin.Dalam pandangan ideologi ini, jika pemerintah mengurusi perekonomian orang miskin, itu sama artinya melakukan redistribusi kekayaan, menyebabkan orang menjadi malas dan kehilangan kreativitas. Kalau orang jadi miskin, biarkan saja miskin. Karenanya dia disebut sistem laissez-faire, dari bahasa Perancis: biarkan terjadi.Ciri khasnya: deregulasi, pajak rendah (terutama untuk pengusaha kaya, agar mereka lebih cepat melakukan akumulasi modal untuk meningkatkan kemampuan bersaing), swastaisasi/privatisasi, anti-subsidi, anti-pengaturan upah buruh minimal, dan semacamnya.Tentang upah buruh, misalnya, serahkan saja kepada mekanisme pasar, jangan diatur-atur pemerintah atau serikat buruh. Mekanisme pasar akan bekerja menentukan upah yang pantas untuk buruh. Artinya, semua terserah pengusaha. Karena itu belum bisa terlaksana, dunia perburuhan kita memakai sistem buruh terputus (off-sourcing), sehingga posisi tawar pengusaha kuat ketika berhadapan dengan serikat buruh.Ideologi ini pertama kali dirumuskan ekonom Skotlandia, Adam Smith, di akhir abad ke-18. Tapi setelah ekonomi dunia dilanda krisiss dahsyat (great depression) di akhir 1920-an, mulai banyak negara meninggalkannya. Ideologi ini dituduh sebagai biang keladi kehancuran ekonomi, meski para pendukungnya selalu membela diri.Ia kembali berkibar di awal 1980-an, ketika Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan Perdana Menteri Inggris Margaret Teatcher mengkampanyekannya, terutama untuk menghadapi sistem ekonomi komunisme Uni Soviet, dalam perang dingin. Maka ambruknya Uni Soviet, dengan simbol rubuhnya Tembok Berlin, 1989, diklaim sebagai kehebatan sistem ini.
Dalam prakteknya sistem ini menyebabkan orang kaya bertambah kaya, orang miskin bertambah miskin. Dunia pun terus-menerus dilanda krisis ekonomi, mulai great depression sampai krisis yang melanda Asia 1997, atau Amerika Serikat sekarang.Banyak para ahli berpendapat, multi-krisis yang melanda Amerika saat ini karena laissez-faire. George Soros, investor sukses pasar modal, termasuk berpendapat begitu. Padahal Soros justru dianggap simbol sukses kapitalisme global di tahun 1990-an.Naomi Klein, 38 tahun, aktivis, penulis dan wartawati terkemuka Kanada, lulusan London School of Economics, berhasil mengungkap sebuah metode dari sistem kapitalisme laissez-faire. Itu dikembangkan pemenang nobel ekonomi 1976, Profesor Milton Friedman, dan pengikutnya di Chicago School of Economics, University of Chicago.Klein menyebutnya Doktrin Kejut (The Shock Doctrine) dan itu yang ia jadikan judul buku setebal 558 halaman, dan banyak mendapat pujian. Sebuah artikel di Dow Jones Business News, Oktober 2007, menyebut The Shock Doctrine, The Rise of Disaster Capitalism (Doktrin Kejut, Bangkitnya Kapitalisme Bencana) sebagai buku terpenting tentang ekonomi di abad 21.The Chicago BoysBegini. Pada 2005, badai Katrina diikuti gelombang pasang meluluh-lantakkan New Orleans, kota berpenduduk 500.000 jiwa di tepi Sungai Mississippi, di tenggara Negara Bagian Louisiana. Hampir 2000 penduduk meninggal, rumah, jembatan, dan berbagai infrastruktur hancur. Inilah bencana alam dengan korban material terbesar di Amerika.Paman Miltie – begitu Milton Friedman dipanggil hormat pengikutnya – ternyata punya pendapat tersendiri atas bencana itu. Melalui kolom di koran The Wall Street Journal, 3 bulan setelah bencana, Paman Miltie menulis, ‘’Banyak sekolah di New Orleans rusak.
Begitu juga rumah tempat anak-anak berteduh. Anak-anak terpencar di seluruh negeri. Ini adalah sebuah tragedi. Ini juga sebuah peluang.’’Bagaimana bencana begitu dahsyat disebut Profesor Friedman sebagai peluang? Ternyata itu beralasan. Hanya dalam tempo 19 bulan, ketika banyak penduduk masih tinggal di pengungsian, sebuah kompleks sekolah telah berdiri di bekas sekolah negeri (public school) yang dihanyutkan badai. Sekolah itu dilengkapi berbagai fasilitas dan guru. Tapi ia bukan lagi sekolah negeri melainkan sekolah swasta yang didirikan pemodal. Reformasi pendidikan telah terjadi dengan gampang. Tanpa badai Katrina tak mudah memprivatisasi sekolah publik itu.Para bekas guru menyebut apa yang terjadi pada sekolah mereka sebagai perampasan lahan pendidikan. Naomi Klein menyebutnya aksi kapitalisme bencana (disaster capitalism). Ternyata sudah lebih tiga dekade Profesor Friedman dan pendukungnya yang biasa dijuluki The Chicago Boys, mentrapkan strategi itu: Menunggu datang krisis atau bencana lalu dengan cepat bergerak mereformasi status-quo.Semua yang berbau pemerintah dijadikan swasta (swastaisasi/privatisasi), ketika orang-orang masih dirundung kaget. Krisis bisa saja terjadi karena perang, bencana alam, teror, ambruknya pasar modal, atau krisis ekonomi lainnya.Dalam sebuah esei menarik, Friedman menulis bahwa hanya krisis – aktual atau hanya persepsi – yang bisa menghasilkan reformasi sesungguhnya untuk mengubah status-quo. Maka di New Orleans, orang bersiap-siap dengan stok makanan dan air minum, sementara para pendukung Friedman datang dengan ide-ide pasar bebas (free-market). Friedman meninggal dunia setahun kemudian, November 2006, dalam usia 94 tahun.Dari riset Naomi Klein, diketahui bahwa pengalaman pertama Friedman mengeksploitasi krisis atau kejut (shock) terjadi pertengahan 1970-an, ketika Chili mengalami kudeta oleh Jenderal Augusto Pinochet.
Negeri di Amerika Latin itu juga terkena trauma inflasi yang amat tinggi (hyperinflation). Friedman datang menasehati Diktator Pinochet untuk melakukan reformasi ekonomi dengan cepat: deregulasi, pemotongan pajak, perdagangan bebas, privatisasi BUMN, pemotongan anggaran sosial, antara lain, pemangkasan subsidi untuk rakyat miskin.Semua dijalankan Diktator Pinochet dengan tangan besi. Maka Chili mengalami reformasi sistem ekonomi menjadi kapitalisme laissez-faire paling ekstrim yang pernah terjadi, dan dijuluki sebagai revolusi The Chicago School. Kebetulan sejumlah penasehat ekonomi diktator itu adalah bekas mahasiswa Friedman di Chicago University.Naomi Klein mulai melakukan riset tentang ketergantungan kapitalisme pasar pada situasi krisis atau shock ketika Amerika Serikat menduduki Iraq, 2003. Penyerbuan itu betul-betul menimbulkan shock yang luar biasa bagi rakyat Iraq mau pun dunia. Lalu apa yang kemudian terjadi di negeri sosialis itu?
Luar biasa: Privatisasi massif berbagai perusahaan pemerintah, penurunan pajak sampai tinggal 15%, deregulasi dan perampingan fungsi pemerintah secara dramatis, terutama menyangkut urusan ekonomi dan praktek perdagangan bebas, sebebas-bebasnya. Friedman dan The Chicago Boys berperan dari belakang. Ia diketahui berteman akrab dengan Donald Rumsfeld, Menteri Pertahanan Amerika waktu itu, dan sejumlah pemikir neo-konservatif yang mengelilingi Presiden George Bush.Coba bayangkan, militer saja diprivatisasi di Iraq. Pemerintah mengontrak perusahaan Amerika, Blackwater Worldwide – yang sebelumnya sudah terancam bangkrut – untuk proyek jasa pengamanan para kontraktor minyak dan proyek bisnis lainnya. Termasuk untuk mengamankan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan personalnya di kawasan zona hijau (Green-zone), Baghdad. Sekitar 30.000 pasukan Blackwater betul-betul mirip tentara dengan persenjataan lengkap berkeliaran di Baghdad dan sekitarnya.Pasukan bayaran itu berhak menembak dan membunuh orang tanpa bisa diadili. Dia tak tunduk pada hukum Iraq, tidak pula pada hukum Amerika Serikat.
Oktober lalu, DPR Amerika membuat undang-undang, bahwa kontraktor yang bekerja pada Pemerintah Amerika di daerah konflik di luar negeri, bertanggung-jawab pada hukum Amerika. Tapi Gedung Putih menolaknya, dan sampai kini undang-undang itu terkatung-katung di Senat.Padahal September lalu, sejumlah pasukan Blackwater, pengawal konvoi pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang berkunjung ke Baghdad, entah mengapa tiba-tiba menembaki kendaaran yang ada di jalan umum sekitarnya. Akibatnya, 17 orang meninggal, sejumlah lainnya luka-luka. Para pelaku penembakan sampai sekarang bebas tanpa diadili, dengan dalih belum ada undang-undangnya.Serangan dahsyat tsunami akhir 2004 di Sri Langka, tak luput dari inceran kaum kapitalis. Penanam modal asing bekerjasama dengan bank internasional memanfaatkan situasi panik akibat bencana, untuk menguasai garis-garis pantai yang indah. Di sepanjang pantai dengan cepat berdiri resor wisata yang megah, hotel, villa, motel, dan sebagainya, menyebabkan ratusan ribu nelayan yang semula mendiami kawasan itu, kini tergusur.
Jelaslah sekarang bagaimana sistem kapitalisme global bekerja untuk mencapai tujuan: memanfaatkan momentum trauma kolektif dari suatu krisis, musibah atau bencana, untuk melaksanakan rekayasa sosial dan ekonomi di berbagai belahan bumi.Raksasa Carrefour dan Kios Eceran Krisis ekonomi yang menimpa Asia pada 1997, jelas momentum yang ditunggu-tunggu oleh operator utama sistem kapitalisme global – IMF, Bank Dunia, dan WTO – dan itu dengan lengkap dilaporkan Klein di dalam The Shock Doktrine. Operasi IMF di Indonesia, misalnya, ditulis detil. Bagaimana IMF yang katanya datang untuk mengobati krisis, ternyata bekerja lebih untuk kepentingan ideologi kapitalisme.Bagaimana deregulasi, privatisasi, dan berbagai perangkat ideologi laissez-faire dipaksakan. Dan untuk itu, menurut The Shock Doktrine, IMF bisa sukses karena bekerja sama dengan kelompok Mafia-Berkeley di Indonesia yang dipimpin Profesor Widjojo Nitisastro (halaman 271). Biarlah sejarah kelak membuktikan, apakah tindakan kelompok Mafia-Berkeley itu penghianatan kepada bangsa Indonesia, atau tidak.Sejak itu, bukan rahasia lagi kalau banyak undang-undang kita yang amat liberal disahkan DPR atas pesanan IMF. Dikabarkan sejumlah draf undang-undang disiapkan NDI (National Democratic Institute for International Affairs), organisasi yang dibentuk dan dibiayai pemerintah Amerika Serikat – dekat dengan Partai Demokrat – dengan dalih untuk menyebarkan demokrasi di negeri berkembang. Dulu NDI sempat punya ruang khusus di Gedung DPR-RI. Jadi DPR kita tinggal mengetuk palu. Operasi IMF dalam krisis ekonomi Asia amat menakjubkan.
Dalam tempo 20 bulan, terjadi 186 merger dan aquisisi (pengambil-alihan) atas perusahaan-perusahaan negeri yang dilanda krisis -- Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan -- oleh perusahaan multi-nasional, terutama dari Amerika Serikat. Itu tercatat sebagai aquisisi terbesar yang pernah terjadi di dunia. Merrill Lynch dan Morgan Stanley, perusahaan Amerika yang banyak berperan sebagai agen merger dan aquisisi itu, panen keuntungan komisi yang cukup besar.Carlyle Group yang suka merekrut ‘’pensiunan’’ pejabat tinggi Amerika – mulai bekas Menlu James Baker sampai bekas Presiden George H.W.Bush – sebagai konsultan, memborong perusahaan telkom Daewoo dan perusahaan informasi Ssangyong. Yang disebut terakhir merupakan shalat satu perusahaan teknologi tinggi terbesar di Korea Selatan. Dengan menguasai perusahaan itu, Carlyle menjadi pemegang saham mayoritas di shalat satu bank terbesar di negeri ginseng itu.Semua transaksi itu tak normal, atau dengan kata lain dijual obral. Sekadar contoh, perusahaan mobil Korea Daewoo yang sebelum krisis bernilai 6 milyar dollar, waktu itu diambil-alih perusahaan mobil Amerika, General Motor, hanya dengan 400 juta dollar.Di Indonesia, sistem penyediaan air minum dikavling oleh Thames Water dari Inggris dan Lyonnaise des Eaux dari Perancis. Westcoast Eergy dari Kanada menguasai proyek pembangkit listrik yang besar.Sejak IMF menguasai Indonesia, perusahaan raksasa pengecer Carrefour dari Perancis masuk ke sini, menyapu perusahaan lokal yang sudah lama ada, seperti Golden Truly atau Hero, atau perusahaan kecil-kecil di pasar tradisional Tanah Abang dan Cipulir, yang jumlahnya begitu banyak.
Nasib mereka tambah parah karena kemudian super-market raksasa dari Malaysia, Giant, hadir kemari. Dia telan Hero yang memang sudah ngos-ngosan. Itulah hasil konkret reformasi 1998.Ternyata itu belum cukup. Belum lama, perusahaan Perancis itu membeli Alfa-Mart, super-market yang aktif masuk ke pedesaan. Dengan demikian, kini Carrefour dengan bebasnya akan menghancurkan kios eceran di desa-desa. Itulah laissez-faire yang sesungguhnya.Karena laisses-faire, Presiden SBY lebih memilih menyerahkan proyek minyak dan gas di Cepu yang amat menguntungkan kepada Exxon-Mobil, perusahaan minyak terbesar dan tertua Amerika Serikat, daripada kepada Pertamina, perusahaan BUMN milik sendiri.Ternyata setelah resep-resep IMF ditrapkan, artinya prinsip kapitalisme laissez-faire dilaksanakan, menurut The Shock Doktrine, justru penduduk miskin bertambah 20 juta orang di Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Pengangguran meledak.Organisasi buruh internasional ILO, mencatat terjadi 24 juta penganggur baru. Itu justru terjadi pada masa puncak pelaksanaan reformasi IMF. Di Indonesia, angka pengangguran meloncat dari 4% menjadi 12%, dan dua tahun kemudian melambung tiga kali lipat. Setiap bulan ada 60.000 buruh di Thailand dan 300.000 buruh di Korea Selatan yang harus diberhentikan.
Di balik angka-angka statistik itu banyak kisah mengharukan, terutama menimpa anak-anak dan perempuan. Di pedesaan Korea Selatan dan Filipina banyak orang tua harus menjual anak gadisnya kepada pedagang manusia, untuk kemudian dijadikan pelacur di Australia, Eropa, dan Amerika Utara. Di Thailand, pejabat kesehatan melaporkan hanya dalam setahun terjadi peningkatan pelacuran anak-anak sebesar 20%. Data yang mirip terjadi di Filipina.Tapi sudahlah, ini semua cerita masa lalu. Sekarang, krisis baru terjadi lagi karena harga minyak meningkat di atas 120 dollar/barel. Dunia kian terguncang setelah harga pangan ikut menggila. Artinya, berdasarkan tesis The Shock Doktrine, kapitalisme global dan para operatornya sekarang sedang bekerja.Tapi di sini apalagi yang mau direformasi? Sejak 1998, Indonesia sudah menjadi shalat satu negara kapitalisme laissez-faire paling liberal di dunia. Lihatlah berbagai undang-undang yang dilahirkan DPR, semua liberal. Mulai UU Migas, UU privatisasi air, Pendidikan, Pertanahan, dan terakhir Undang-Undang Pelabuhan.Karena liberalisme, siapa yang ingin masuk perguruan tinggi negeri harus menyediakan uang Rp 100 juta. Habis bagaimana lagi, kampus sedapat mungkin harus membiayai diri sendiri.
Dengan demikian, anak petani, nelayan, buruh, pedagang kecil, jangan harap bisa mendaftar ke sana. Padahal kalau tak universitas negeri kemana lagi mereka belajar untuk meningkatkan taraf hidupnya?Artinya, dengan sistem ini orang miskin sampai kapan pun akan terus miskin. Hampir tertutup kemungkinan bagi mereka melakukan mobilitas vertikal lewat pendidikan. Inilah kemiskinan yang diciptakan oleh sebuah struktur.Era Universitas Gajah Mada (UGM) dijuluki Ndeso karena banyak anak desa kuliah di sana, sudah berakhir. Institut Pertanian Bogor (IPB) serupa. Zaman ketika anak-anak desa dari seluruh Indonesia berlomba-lomba belajar ke sana, kini agaknya sudah menjadi nostalgia.Perusahaan minyak Pertamina yang dulu perkasa kini sudah dirontokkan. Bulog yang dulu efektif sebagai penjamin stabilitas pangan sudah tamat riwayatnya. Bahwa akibatnya rakyat bertambah melarat dan segelintir konglomerat berlipat-ganda kekayaannya, itu soal lain.Majalah bisnis Forbes, 13 Desember 2007, menulis sepanjang tahun lalu kekayaan para konglomerat Indonesia meloncat dua kali lipat. Sungguh fantastis. Jadi kalau BPS menyodorkan angka pertumbuhan ekonomi kita tahun ini sekian persen, percayalah, itu berasal dari pertumbuhan kekayaan konglomerat kita. Bukan pertumbuhan kekayaan rakyat banyak.Yang paling menakjubkan adalah Menko Kesra Aburizal Bakrie. Pemilik perusahaan kelompok Bakrie itu, kekayaan bersihnya tahun lalu meroket empat kali lipat. Itu menjadikannya sebagai orang terkaya Indonesia, dengan kekayaan 5,4 milyar dollar. Apakah Aburizal punya lampu Aladin? Sebuah artikel di Asia Times Online, 22 Juli 2006, sebenarnya sudah pernah membongkar rahasia lampu Aladin itu. Antara lain, karena politik dan bisnis di Indonesia di zaman Presiden SBY, tak terpisah melainkan menyatu. Memang begitulah yang selalu terjadi di negeri dengan sistem laissez-faire. Begitulah Rusia di zaman Boris Yeltsin dulu. Para konglomerat dalam tempo singkat mendadak jadi kaya-raya, sampai Vladimir Putin datang menertibkannya. Para konglomerat itu kini lari ke luar negeri atau masuk penjara di Siberia. Tapi nantilah dalam kesempatan lain soal ini dibahas.
Di mata kaum kapitalisme laissez-faire, masih ada status-quo yang tersisa di Indonesia. BBM belum sepenuhnya mengikuti harga pasar dan perusahaan BUMN masih eksis. Mumpung suasana shock akibat kenaikan harga minyak dan krisis pangan masih berlangsung, sektor hilir pertambangan harus direformasi. Artinya, pemerintah harus menaikkan harga BBM, dan BUMN harus diobral. Semuanya harus dilakukan sekarang, mumpung krisis masih terjadi.Masih kurang jelas? Silahkan berkeliling Jakarta dan sekitarnya. Lihatlah bagaimana perusahaan minyak internasional Shell, dan Petronas dari Malaysia, telah dan sedang membangun sejumlah pompa bensin raksasa. Kabarnya izin yang dikeluarkan pemerintah sudah lebih 100.Semua pompa bensin Shell atau Petronas itu buka sampai malam dengan lampu yang terang-benderang, tapi betul-betul sepi pembeli. Seharian puluhan petugasnya yang berseragam hanya duduk-berdiri sampai capek sendiri, tak pernah melayani konsumen. Coba dicek, penghasilannya setiap bulan, mungkin tak cukup walau untuk sekadar membayar rekening listrik.Ini terjadi karena mereka hanya menjual BBM non-subsidi yang konsumennya hanya segelintir mobil mewah milik orang kaya. Bahwa mereka terus membangun pompa bensin baru, pasti karena ada jaminan subsidi minyak akan dicabut.
Dengan demikian mereka bisa bersaing bebas dengan pompa bensin Pertamina milik pengusaha lokal yang selama ini menguasai pasar karena menjual BBM bersubsidi. Bila itu terjadi, pompa bensin multi-nasional yang raksasa itu pasti dengan mudah menelan pompa bensin lokal yang kecil-kecil. Kasus Carrefour merontokkan Hero atau pedagang Tanah Abang, akan berulang. Itu sebabnya Shell dan Petronas dengan sabar menunggu laissez-faire. Cukup jelas? [habis/www.hidayatullah.com]
Penulis AMRAN NASUTION (Direktur Institute for Policy Studies.)

Selengkapnya......