Seorang pemuda di Damaskus telah bersiap-siap untuk melakukan perjalanan. Dia memberi tahu ibunya bahwa waktu take off pesawat adalah jam sekian. Ibunya diminta membangunkannya jika telah dekat waktunya. Dan pemuda itu pun tidur.
Sementara itu, si ibu mengikuti berita cuaca dari radio yang menjelaskan bahwa angin bertiup kencang dan langit sedang mendung. Sang ibu merasa sayang terhadap anak satu-satunya itu.
Karenanya, dia tidak membangunkan anaknya dengan harapan dia tidak jadi pergi pada hari itu, lantaran cuaca sangat tidak mendukung itu. Dia takut akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan.
Ketika dia sudah yakin bahwa waktu perjalanan telah lewat dan pesawat telah tinggal landas, ibu itu bermaksud membangunkan anaknya. Ternyata si anak telah meninggal di tempat tidurnya. [1]
***
Di negeri Syam ada seorang laki-laki yang memiliki truk Lorie. Ketika truk itu dijalankan, tanpa diketahuinya di atas badan truk itu ada orang. Truk itu mengangkut peti yang sudah siap untuk menguburkan mayat. Sedangkan di dalam peti itu terdapat kain yang bisa digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan.
Tiba-tiba hujan turun dan air mengalir deras. Orang itu pun bangun dan masuk ke dalam peti, dan membungkus dirinya dengan kain yang ada di dalam peti. Kemudian di tengah perjalanan ada seorang yang lain naik menumpang ke bak truk itu di samping keranda. Dia tidak tahu bahwa di dalam peti itu ada orang.
Hujan belum berhenti. Orang yang kedua ini mengira bahwa dirinya hanya sendirian di dalam bak truk itu. Tiba-tiba dari dalam peti ada tangan terjulur—untuk memastikan apakah hujan sudah berhenti atau belum. Ketika tangan itu terjulur, kain yang membungkusnya juga terjulur keluar. Si penumpang itu kaget dan takut bukan kepalang. Dia mengira bahwa mayat yang ada di dalam peti itu hidup kembali. Karena takutnya, dia terjungkal dari truk dengan posisi kepala di bawah. Dan, mati. [2]
***
Sebuah bus penuh sesak dengan penumpang. Sopirnya selalu menoleh ke kiri dan ke kanan, dan secara tiba-tiba sopir itu menghentikan bus itu. Para penumpang pun bertanya, "Mengapa engkau menghentikan bus ini?" Sopir itu menawab, "Saya berhenti untuk menghampiri orang tua yang melambai-lambaikan tangannya hendak turut menumpang bersama kita."
Para penumpang jadi bertanya-tanya, "Kami tidak melihat siapa-siapa."
Tapi sopir itu melihatnya, "Lihat, itu dia."
Mereka tetap bingung, "Kami tidak melihat seorang pun."
Sopir itu pun kembali berkata, "Kini dia datang untuk naik bersama kita." Semua penumpang berkata, "Demi Allah, kami tidak melihat siapa-siapa." Dan secara tiba-tiba pula, sopir itu mati terduduk di atas kursinya. [3]
***
Seorang teman saya sakit demam berdarah dan harus dirawat inap di RSUD Sardjito, Yogyakarta. Selama kurang lebih satu minggu, kami teman-teman dekatnya bergiliran menjaganya di sana.
Di dalam satu ruang perawatan itu, ada dua orang pasien. Di samping ranjang teman saya adalah seorang kakek penderita asma akut. Kakek itu ditunggui istri dan seorang anak perempuannya. Setelah lewat satu minggu menjalani perawatan, kondisi kakek itu sudah berangsur membaik. Nafasnya sudah mulai normal. Selang oksigen yang biasa terpasang di hidungnya sudah boleh dilepas. Dan, sang kakek sudah bisa menghabiskan setiap jatah makannya dengan lahap.
Malam itu, Minggu, 27 Januari 2oo8. Saya kembali kebagian piket menunggui teman saya.
"Wah, kakek sudah sehat ya?" kata saya ikut senang melihat perkembangan kondisi sang kakek. "Kapan pulang, Kek?"
"Besok pagi kakek pulang," sang istri menimpali pertanyaan saya dengan wajah berhias senyuman.
Lewat tengah malam itu, saat lorong-lorong di sepanjang bangsal perawatan sudah senyap. Saya mencoba memejamkan mata di sebuah bangku dengan posisi duduk. Di ruangan yang sama, istri kakek dan anak perempuannya tampak sudah tertidur di lantai di samping ranjang kakek. Teman saya juga sudah terlelap.
Tiba-tiba asma sang kakek kambuh lagi. Nafasnya tersengal hebat memburu tak teratur. Tubuh kurusnya berguncang-guncang mengikuti irama tarikan nafasnya. Spontan istri dan anak perempuan kakek terbangun dan panik seketika.
Saat itu, agak terlambat dokter jaga tiba untuk memeriksa kondisi sang kakek. Dan, kakek pun menghembuskan nafasnya yang terakhir tak lama berselang setelahnya.
Benar apa yang dikatakan istri kakek, pagi itu kakek pulang. Pulang meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.
***
Maka, sungguh indah ungkapan Ali bin Abi Thalib, "Sesungguhnya kematian terus mendekati kita, dan dunia terus meninggalkan kita. Jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah kalian jadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah beramal dan tidak ada hisab, dan esok adalah hisab dan tidak ada lagi beramal."
Ungkapan Ali itu mengingatkan kita, bahwa manusia harus selalu siap siaga, memperbaiki keadaannya, dan senantiasa memperbaharui taubatnya.
Kematian itu tidak pernah meminta izin kepada siapa saja, tidak pernah pilih kasih kepada siapa saja, dan tidak pernah merajuk. Kematian itu tidak pernah memberikan aba-aba terlebih dahulu.
Sesungguhnya ada banyak sekali ragam potret kematian di sekitar kita. Semoga Allah Swt. menghindarkan kita dari kematian su'ul khotimah. Amin
Rabu, 24 Juni 2009
MAUT, tidak datang mengetuk lebih dulu
Diposting oleh RoeL Lee di 02.00 0 komentar
Label: MAHABBAH
Jumat, 12 Desember 2008
MENJADI NEGARA INDONESIA LEBIH BAIK
Di bawah keterpurukan bangsa Indonesia yang semakin ketinggalan dibanding bangsa lainnya, mungkin artikel ini bisa lebih membuka mata kita...
Negara Indonesia merupakan negara yang penduduknya terbesar ke-4 di dunia. Dibanding 3 negara yang penduduknya di atas kita (China, India, dan Amerika), jelas bangsa kita jauh ketinggalan. Contoh mudahnya adalah masing-masing negara tersebut semuanya sudah bisa ke luar angkasa. Kita sendiri mengatasi rakyat miskin saja masih kewalahan...
Saya melihat acara TV beberapa hari yang lalu bahwa tahun depan banyak sekali yang ingin jadi presiden, tapi ketika ditanya dalam detilnya bagaimana mengatasi masalah-masalah dan memajukan Indonesia, belum ada yang bisa menjawab dengan baik.
Hal ini mengugah saya untuk menurut artikel singkat ini. Siapa tahu sedikti saran dan pendapat dari saya yang bodoh ini, mungkin bisa memberikan masukkan yang berguna bagi negara dan bangsa Indonesia. Jadi saya tidak perlu ikut-ikutan jadi presiden untuk bisa mengubah bangsa ini supaya lebih maju... :-)
Berikut program yang harus segera dilaksanakan oleh pemerintah atau presiden mendatang supaya bangsa kita jangan sampai lebih terpuruk:
1. Memberantas Kemiskinan - Semua calon presiden pasti menyebut akan memberantas yang satu ini, tapi bagaimana melaksanakannnya? Tidak mudah memang karena rakyat bisa miskin berarti karena mereka itu pada umumnya bodoh (dalam arti tidak terpelajar), tidak bisa mencari pekerjaan (tidak punya keahlian) atau bahkan ada yang tidak sekolah sampai tamat. Yah gimana mau belajar, makan saja susah?
Mengatasinya bukan berarti rakyat miskin itu diberikan uang, masalah selesai. Tapi harus diajarkan supaya bagaimana setidaknya mereka itu bisa hidup layak dan mandiri. Kalau rakyat miskin dan bodoh diberi uang, mungkin akan dihabiskan segera. Kalau mengajarkan mereka keahlian, akan jauh lebih berguna, karena mereka bisa memakainya untuk menghidupi keluarga. Kalau memberikan makanan itu lain cerita, dan saya rasa pemerintah kita sudah melakukannya.
Cara Mengatasinya
Nah intinya bagaimana mengajarkan mereka supaya bisa hidup mandiri dan tidak miskin lagi? Saran dari saya coba libatkan mahasiswa yang suka demo menentang pemerintah, atau mahasiswa yang sudah lulus tapi nganggur. Libatkan juga pihak universitas untuk sosialisai dengan meminta mahasiswa yang berkenan untuk datang ke daerah miskin. Ajari rakyat miskin tersebut dengan program padat karya, mencari uang dengan memanfaatkan kemampuan mereka, bercocok tanam, pelihara ternak, atau lihat di daerah tersebut apa yang bisa diolah untuk jadi makanan atau uang.
Pemerintah harus menyisihkan uang yang diberikan kepada rakyat miskin sebagai subsidi, untuk membayar gaji dan biaya hidup mahasiswa tersebut. Selain itu mungkin butuh dana ekstra untuk membeli bibit, pupuk, alat-alat bercocok tanam, pakan ternak, dan lain sebagainya. Mahasiswa harus mengawasi dana yang diberikan (supaya tidak dikorupsi), dan juga harus memberikan laporan hasil kerja mereka kepada aparat yang berwenang (yang sudah ada sekarang) yang ditunjuk kepala daerah setempat atau bahkan menteri dalam negeri dan atau menteri lainnya.
Bekali juga mahasiswa dengan ilmu-ilmu penerapan dan panduan untuk program padat karya yang sudah pernah dicanangkan pemerintah (kalau dirasa ilmu yang didapat di universitas tidak cocok untuk ini). Libatkan sekelompok mahasiswa, dan kalau perlu diawasi oleh aparat setempat, supaya program ini bisa dilaksanakan dengan baik.
Daripada uang diberikan langsung ke rakyat miskin atau mengadakan program padat karya yang tidak diawasi sehingga bisa dikorupsi oleh aparat, mending pakai cara di atas yang saya rasa lebih berguna. Kalau perlu libatkan juga sekolah-sekolah di daerah sekitar (yang sudah SMA setidaknya) untuk membantu, sehingga mereka kalau sudah lulus bisa mempunyai ketrampilan untuk bekerja dan menghidupi keluarga.
Dengan ini secara tidak langsung pemerintah juga telah menciptakan lapangan pekerjaan untuk mahasiswa dan rakyat miskin. Ini hal yang paling penting. Lebih baik mengajarkan cara mencari uang dan hidup mandiri daripada memberikan uang saja, dimana hanya merupakan solusi jangka pendek saja.
2. Lunasi Hutang Luar Negeri. Hutang kita di luar negeri mencapai lebih dari 100 Milyar Dollar, untuk bayar bunganya saja sudah keteteran, bagaimana bisa lunasnya? Sampai kapanpun tidak akan bisa lunas... ibarat kata orang, bahwa 'orang yang sewa rumah, tidak akan bisa membeli rumah'. Walau kenyataannya tidak demikian tapi banyak terjadi demikian...
Cara Megatasinya
Cobalah presiden mendatang atau pemerintah sekarang negosiasikan ulang hutang yang ada supaya tidak perlu bayar bunganya. Kalau tidak bisa, carilah hutang baru yang tidak perlu bunganya (atau bunganya lebih kecil) untuk membayar hutang yang sekarang. Intinya hutang sekarang yang ada bunganya mesti LUNAS DULU.
Janjikan negara yang memberikan hutang tanpa bunga tersebut untuk terlibat dengan proyek infrastruktur atau investasi di Indonesia bebas pajak selama Indonesia belum membayar hutangnya. Mungkin mereka lebih tertarik daripada duit negara mereka juga nganggur tidak terpakai. Saya rasa pasti ada negara kaya seperti Jepang dan China yang cadangan devisanya di atas 1 Trilyun Dolar, atau negara kaya di Timur Tengah yang mau dengan hal ini.
Coba tanyakan apa yang mereka inginkan sebagai timbal baliknya, dan kalau masuk diakal dengan bisa dilaksanakan, mungkin sebaiknya dicoba. Cara ini juga bisa menambah lapangan pekerjaan kalau mereka ingin investasi di negara kita. Intinya tawarkan kemudahan bagi mereka, asal mereka mau meminjamkan uang ke kita dengan tanpa bunga atau bunga yang lebih kecil.
Cara lainnya buatlah Surat Hutang Negara (SUN) atau obligasi untuk dilibatkan pada rakyat Indonesia (yang kaya) untuk membelinya. Jadi daripada duitnya buat bayar bunga di luar negeri, mending bayarnya ke rakyat kita saja. Kalau masalahnya untuk mendapatkan Dolar, rakyat kita juga banyak yang nyimpan Dolar kok... :-) Yah ambil contoh Amerika saja, negara yang dibangun dengan obligasi...
3. Memberantas Korupsi. Nah ini yang sulit diberantas, ibarat rayap di dalam rumah. Tapi kalau niat dari pemerintah benar-benar ingin memberantas, pasti bisa. Kalau sistem sekarang kalau ketahuan korupsi, terpidana cuma bayar denda dan di penjara beberapa tahun, mana bisa kapok? Banyak orang yang rela korupsi Milyaran, tapi cuma di penjara 3 - 5 tahun (belum lagi dapat remisi), setelah itu keluar hidup makmur. Saya juga mau kalau begini... :-)
Cara Mengatasinya
Untuk membuat efek jera caranya adalah setiap pejabat atau wakil rakyat yang ketahuan korupsi, sita hartanya atau dia harus membayar ganti rugi senilai 2 kali lipat dari nilai yang dikorupsinya. Tawarkan penjara atau keringanan kalau mereka kerja sosial di tempat yang penduduknya hidup miskin membantu mahasiswa (melakukan program pemberantasan kemiskinan yang saya bahas pada poin 1).
Hal ini mungkin bisa membuat mereka lebih sadar bahwa akibat perbuatan mereka, rakyat miskin makin terpuruk. Bentuk lain kerja sosial mungkin bisa lebih dipikirkan, dilihat dari situasi yang cocok untuk terpidana nantinya.
Intinya di sini adalah daripada pejabat tersebut di penjara dan tidak menghasilkan apa-apa bagi negaranya, pemerintah juga harus membayar makanan mereka di penjara, mendingan mereka disuruh kerja sosial saja membantu rakyat miskin. Hal ini juga boleh ditawarkan kepada narapidana lain yang berkelakuan baik dan ingin mengabdi pada negaranya. Mereka yang orang terdidik mungkin kalau diajarkan program padat karya pemerintah akan lebih mengerti daripada rakyat miskin kita, yang banyak tidak tamat sekolah. Selain itu aparat kita di daerah yang penduduknya miskin juga suka masa bodoh dan kadang pendidikan mereka juga kurang dalam hal ini.
Libatkan juga mahasiswa, aparat setempat untuk ikut mengawasi apakah terpidana kasus korupsi tersebut melaksanakan tugasnya dengan baik. Laporkan perminggu atau perbulan perkembangan atau apa yang telah dilakukannya kepada aparat yang berwenang. Kalau tidak, mendingan dimasukkan kembali ke penjara dan ditambah hukumannya. Apabila mereka sudah selesai menjalani hukuman tapi masih berani korupsi lagi, hukuman seumur hidup atau hukuman mati tampaknya layak untuk mereka.
Kesimpulan
3 poin penting yang saya bahas di atas adalah sumber dari keterpurukan bangsa kita. Kalau tiga poin tersebut sudah bisa diatasi, mungkin beban terbesar bangsa kita sudah bisa terangkat. Masih banyak masalah lain seperti ketersediaan lapangan pekerjaan, pembangunan infrastruktur, dan ekonomi kita yang saya lihat makin hari parah dan semakin ketinggalan dibanding negara lain.
Erwin _ketok.com
Diposting oleh RoeL Lee di 01.04 0 komentar
Label: sebuah kutipan
Sabtu, 06 September 2008
HIKMAH
Diposting oleh RoeL Lee di 01.15 0 komentar
Label: qolBu
Minggu, 31 Agustus 2008
1429 H
Ramadhan,
Bulan dimana nafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi ibadah,
amal kita diterima dan do'a kita di ijabah,
Sungguh
cantik kain plekat, dipakai orang pergi ke pekan.
Puasa Ramadhan semakin
dekat, silap dan salah mohon dimaafkan
Berharap
padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,
harapan hati bertatap
langsung, cuma terlayang e-mail ini.
Sebelum
cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir...
Ramadhan dengan berbagai kelebihannya menjadi berharga karena ‘perintah’. Berpuasa menjadi tidak bernilai jika di satu sisi kita ‘mengejar’ keutamaan Ramadhan, namun di sisi lain kita meninggalkan aturan yang telah ditetapkan-Nya.
Seringkali terjadi jika seseorang berpergian jauh (musafir) atau sakit, ia merasa kurang enak (sreg) jika berbuka. Atau merasa kurang afdhal (utama) jika berbuka. Atau merasa berat jika ia mesti membayarnya di lain waktu. Ia merasa rugi jika ‘kehilangan’ puasa ramadhan-nya, tapi ia tidak merasakan kasih sayang Allah telah lenyap dari jiwanya. Ia lebih mengutamakan karunia Ramadhan daripada yang menciptakan ramadhan (Allah SwT).
Ramadhan mesti diisi dengan ketundukan dan ketaatan, dan tidak mesti dengan puasa. Apalah arti puasa yang tidak menyambut sifat Rahim Allah kepadanya dengan meninggalkan rukhshah (keringanan) yang Allah berikan kepadanya.
Allah SwT berfirman: “Allah menghendaki kemudahan untukmu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (QS. Al-Baqarah[2]: 185)
Rasulullah Saw bersabda:
“Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi jauh (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar”. (HR. Thabrani)
“Sesungguhnya Allah mencintai jika kemurahan-kemurahan-Nya diambil sebagaimana Dia mencintai jika fardhu-fardhu-Nya dikerjakan. Sesungguhnya Allah mengutusku untuk menyampaikan agama yang lurus lagi mudah, yakni agama Ibrahim As”. (HR. Ibnu ‘Asakir)
“Kerjakanlah yang fardhu, terimalah keringanan (kemurahan-Nya), biarkanlah orang-orang, maka sungguh kamu dipelihara dari gangguan mereka”. (HR. Al-Khathib)
Tujuan puasa adalah meraih nilai-nilai ketaqwaan, bukan semata-mata mencari-cari keutamaan Ramadhan dengan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Bukanlah dengan adanya Ramadhan kita membabi buta menggapai gelimang cahayanya, tapi kita tinggalkan esensi kehambaan kita kepada Allah.
Apabila kewajiban suami istri mesti ditinggalkan dengan alasan mengejar keutamaan Ramadhan, berarti ia belum mengerti nilai ketakwaan sesungguhnya. Misalnya, seorang istri yang menolak ajakan suaminya di bulan Ramadhan karena alasan ingin mengkhatamkan Al-Quran adalah adalah sikap yang amat keliru.
Universitas Ramadhan adalah pelatihan individu dan sosial menuju martabat ketakwaan, yakni membentuk SDM yang bersikap Sami’na wa Atho’na, turut perintah dengan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarangnya. Jika Ramadhan ini tidak membentuk sikap ketaqwaan, maka gagallah usaha dan jerih payah perjuangan Ramadhan yang dilakukannya.
Konsep ketaqwaan sebagai halte terakhir Ramadhan bukanlah hanya dilakukan dalam 1 bulan, namun perjalanannya berkelanjutan. Konsep ketaqwaan adalah konsep harian bukanlah bulan Ramadhan saja. Firman Allah SwT: ‘Ayyaamam ma’duudaat’, pada hari-hari yang ditentukan (bukan bulan-bulan yang ditentukan).
Buah Ramadhan adalah kesabaran. Namun kesabaran itu tidak bernilai jika tidak didasari nilai ketaqwaan. Banyak umat lain selain Islam menyodorkan doktrin kesabaran, namun kesabarannya tiada arti di sisi Allah karena tidak didasari sikap ‘turut perintah’ terhadap konsep keselamatan.
Rasa lapar juga merupakan bagian penderitaan para Nabi dan Shalihin terdahulu yang manfaatnya teramat besar bagi madrasah pembenahan jiwa. Namun keadaan lapar itu juga tidak bearti di sisi Allah jika tidak berpijak pada sikap ‘turut perintah’. Sikap ini menjadi acuan semua ibadah kepada Allah.
Karena sikap turut perintah-lah yang menyebabkan kita menghadap ke kiblat setiap hari. Sikap inilah yang menyebabkan kita mau mencium hajar aswad, mengelilingi bangunan batu (Ka’bah), berlari-lari (Sa’i), melaparkan diri (berpuasa), dan sebagainya.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah bertutur, semoga Allah melimpahkan rahmat atasnya, di antara arahan-arahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan adalah:
1. Memperbanyak ibadah.
Jibril mengkaji al-Qur’an bersama Rasulullah pada bulan Ramadhan, dan bila ditemui Jibril, Beliau lebih dermawan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan, memperbanyak shadaqah, memperbanyak kebajikan kepada manusia, memperbanyak membaca al-Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf.
Berbeda dengan bulan-bulan lain, Beliau mengkhususkan Ramadhan untuk ibadah, sampai-sampai Beliau terkadang berpuasa wishal (puasa dari fajar berlanjut hingga malam hari) agar dapat menggandakan jam-jam siang dan malam untuk ibadah. Padahal beliau sendiri melarang sahabatnya puasa wishal, sahabat pun bertanya; “Engkau sendiri berpuasa wishal?” Nabi menjawab:
“Keadaanku tidak seperti keadaan kalian. Aku bermalam di bawah lindungan Rabb-ku. Dia memberiku makan dan minum.” (HR Buhkari & Muslim).
Allah memberi makan kepada Rasulullah pada saat beliau berpuasa wishal dengan ma’rifah, hikmah dan limpahan sinar kerasulan, bukan makan dan minum dalam arti yang sesungguhnya. Sebab bila demikian halnya, berarti Rasulullah tidak berpuasa. Ketika matanya bersinar karena menghadap Rabb-nya, ketika hantinya menjadi lapang karena mencapai maksud, ketika hatinya menjadi tentram karena mengingat Rabb-Nya, ketika keadaannya membaik karena kedekatan dengan Rabb-nya, saat itu beliau lupa makan dan minum seperti yang dikatakan orang terdahulu:
“Makanan ruh adalah makanan spiritual
dan bukan makan, bukan pula minum
kekurangan harta
tak akan mengganggumu sama sekali
apabila Anda telah mengenal Rabb-mu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling banyak dzikir dan ibadah kepada Allah. Beliau jadikan Ramadhan sebagai musim ibadah, sebagai saat untuk dzikir dan membaca al-Qur’an. Malamnya beliau pergunakan untuk bangun bermunajat dengan Rabb-nya, merintih kepada-Nya, memohon pertolongan, dukungan, kemenangan dan petunjuk dari-Nya, membaca surat yang panjang-panjang, memanjangkan ruku’ dan sujud. Keadaan bagaikan orang lahap yang tidak kenyang dengan ibadah. Beliau jadikan shalat malam sebagai bekal, patok dan kekuatan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Wahai orang yang berselimut, bangunlah pada malam hari untuk shalat kecuali sedikit.” (QS.al-Muzammil: 1-2).
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS.al-Isra’: 79).
Siang harinya beliau pergunakan untuk berdakwah, berjihad, memberi nasehat, mendidik, memberi peringatan dan memberi fatwa-fatwa.
2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk bersantap sahur, dalam sebuah hadits shahih dikatakan:
“Bersantap sahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu terdapat berkah.”
Sebab waktu sahur penuh berkah karena ia berada pada sepertiga malam, waktu turunnya wahyu dan waktu istighfar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS.Ali-Imran: 17),
“Dan di akhir malam, mereka memohon ampun kepada Allah.” (QS.Adz-Dzariyat: 18).
Kemudian, sahur merupakan penopang puasa dan ibadah, ia juga merupakan memanfaatkan nikmat untuk menyembah kepada Yang Memberinya.
3. Dalam banyak hadits shahih, baik berupa perintah atau perbuatan nabi sendiri, beliau menyegerakan buka setelah terbenam matahari, beliau buka dengan kurma atau air. Sebab makanan yang paling tepat untuk perut yang sedang kosong adalah makanan yang manis-manis, di samping itu kurma mengandung gizi yang sesuai untuk orang yang berpuasa.
4. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Sesungguhnya orang yang berpuasa pada saat berbuka mempunyai waktu di mana do’anya tidak di tolak .”
Dan Rasulullah sendiri berdo’a agar memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.
5. Rasulullah berbuka sebelum shalat Maghrib.
Dalam hadits shahih disebutkan bahwa beliau bersabda,
“ Bila malam telah datang dari sini dan siang berlalu dari sini, maka orang yang berpuasa sudah berbuka .”
6. Bila Rasulullah berpergian pada bulan Ramadhan, beliau puasa kemudian berbuka, sedangkan para sahabat dipersilakan memilih puasa atau buka.
7. Rasulullah menyuruh para sahabat berbuka apabila telah dekat dengan musuh agar mereka mempunyai kekuatan memerangi mereka.
Beliau pergi berperang pada bulan Ramadhan, bahkan perang Badar terjadi pada bulan Ramadhan, dan Allah memberinya kemenangan yang dunia tidak pernah mendengar kemenangan serupa. Rasulullah berbuka pada dua peperangan yang terjadi pada bulan Ramadhan seperti yang diriwayatkan Tirmidzi dan Ahmad dari Umar r.a. Rasulullah juga tidak memberi batasan jarak perjalanan yang memungkinkan orang yang berpuasa dapat berbuka, tak ada hadits shahih satu pun berkenaan dengan itu.
8. Rasulullah pernah keburu datang fajar, padahal beliau berhadats besar, beliau kemudian mandi setelah fajar dan berpuasa. Beliau juga mencium sebagian istrinya dan beliau berpuasa pada bulan Ramadhan. Ciuman orang yang berpuasa terhadap istrinya diserupakan dengan berkumur-kumur.
9. Orang yang makan dan minum karena benar-benar lupa, tidak dihukumi batal puasanya, Allah-lah yang memberi makan dan minum.
Menurut hadits shahih yang membatalkan puasa adalah makan, minum, berbekam, muntah. Al-Qur’an menunjukkan bahwa jima’ (bersetubuh) membatalkan puasa sebagaimana makan dan minum.
10. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di masjid pada sepuluh hari akhir Ramadhan. Hatinya ia himpun dengan Allah, benaknya ia kosongkan dari segala urusan dunia, matahatinya ia arahkan ke malaikat langit dan bumi, ia minimalkan bertemu dengan manusia sehingga dapat lebih banyak terputus hubungan dengan keduniaan, memperbanyak permohonan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang Mahamulia. Ia memantapkan hatinya untuk mengkaji asma dan sifat-sifat Allah, menelaah ayat-ayat yang jelas, merenungi ciptaan Allah ta’ala yang menguasai langit dan bumi. Subhanallah, berapa banyak makrifah yang beliau peroleh, betapa sinar cahaya tampak jelas padanya, betapa banyak hakekat yang beliau beruntung mendapatkannya.
Saudara-saudari kami rahimakumullah,
Rasulullah kita tercinta, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling mengenal Allah, orang yang paling takut kepada adzab Allah, orang yang paling takwa kepada Allah, dan orang yang paling tinggi derajat tawakalnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang paling banyak berkorban dengan apa yang dimiliki dalam jalan yang Allah ridhai. Apa yang dihembuskan wewangian, apa yang disuarakan merpati, dan apa yang dinyanyikan burung Bulbul, semoga merupakan do’a agar rahmat dan salam dilimpahkan atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diposting oleh RoeL Lee di 03.24 0 komentar
Label: MAHABBAH
Rabu, 28 Mei 2008
Laissez Faire
Diposting oleh RoeL Lee di 03.42 0 komentar
Label: EDUCATION