Padamu negeri kami berjanji,
Lagu lama yang menyentuh hati,
Janji setia sehidup semati,
Janji penganten baru yang berbulan madu,
Janji tak akan kawin lagi,
Bila ditinggal mati suami,
Tergantung siapa yang melamar kembali.
Janji sana janji sini,
"... Menapaki Jejak, Membingkai kata, dengan Percik Cinta dalam Kegelapan dan Cahaya Menuju Ridlo-Nya ..."
Padamu negeri kami berjanji,
Lagu lama yang menyentuh hati,
Janji setia sehidup semati,
Janji penganten baru yang berbulan madu,
Janji tak akan kawin lagi,
Bila ditinggal mati suami,
Tergantung siapa yang melamar kembali.
Diposting oleh
RoeL Lee
di
04.34
0
komentar
Label: sebuah kutipan
Begitulah angka 1 berdiri tegak, menuju angka 2 yang berliku-liku. memang itu jalannya.. sampai angka selanjutnya yang begitu istimewa yakni 9. tegaknya 1 bukan berarti sombong tuk kita tuk menancapkan sebuah makna.. kalo boleh mentasrifkan _number one_ kita harus siap, kuat, dan kokoh begitu menghadapi apapun, boleh jadi melentur jika kita perlukan, karena akan menunju _roqmun isnain_ (angka 2). begitu pun selanjutnya.. dan istimewanya jika menuju angka akhir.. kita harus merendah dan membulatkan tekat apa yang kita rencanakan. Itulah number nine (9).
Diposting oleh
RoeL Lee
di
14.02
0
komentar
Label: qolBu
Kapal besar berlayar penuh muatan, diterpa gelombang dahsyat. Nakhoda dan awak kapal sibuk sendiri-sendiri dan tak mampu mengendalikan arah perjalanan. Kompas pun tidak di tangan. Sementara penumpang pun melebihi kapasitas dengan berbagai macam tingkah, bahkan diantara mereka ada yang membocorkan kapal secara tak bertanggung jawab. Dalam keadaan seperti ini kapal bukan hanya akan kehilangan arah, bahkan kemungkinan karam di tengah jalan sebelum sampai ke pantai/tempat tujuan. Apa yang dapat diharapkan dari ekspedisi semacam ini?
Diposting oleh
RoeL Lee
di
06.16
0
komentar
Label: qolBu