Minggu, 25 November 2007

Karbala, Bumi Penaklukan Darah atas Pedang

Karbala. Itulah nama hamparan sahara yang menjadi panggung drama nyata yang menyuguhkan genangan darah dan air mata suci putera-puteri Rasul. Panggung sebuah tragedi yang mengiris sukma dan hati nurani insan dan abdi-abdi sejati Ilahi manakala darah daging suci Rasul itu menjadi mangsa keserakahan, pengkhianatan, kezaliman, dan kebiadaban penguasa serta kepicikan sebagian umat sepeninggal Rasul.
Karbala. Gurun duka dan nestapa. Gurun tempat matahari dari angkasa malakut mengguyurkan terik cahaya kesaksian atas histeria dan ratap tangis putera-puteri Azzahra saat tercekik dahaga di tengah seringai ribuan pasukan angkara murka, saat mereka terlunta-lunta di tengah ingar bingar ribuan manusia-manusia srigala yang bermandikan air liur dan mabok harta dan kekuasaan, saat mereka mengerang di tengah lingkaran pagar tombak dan betis kuda-kuda perang kaum durjana, saat mereka terkepung gumpalan debu dan semburan api musuh yang melahap tenda-tenda mereka, saat mereka terbantai di tengah gemerincing pedang dan gemertak rahang keangkuhan penguasa Dinasti Umayyah.
Karbala. Samudera pasir yang menikari bagian sungai Eufrat di Irak. Padang tandus tempat kstaria sejati Islam, Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib as, mempersembahkan kesegaran, ketegaran, dan keperkasaan darah altruisme untuk menerjang prahara kemunafikan dan meruntuhkan benteng kebejatan Bani Umayyah terhadap Islam dan umatnya. Tanah tempat Al-Husain putera Azzahra mengibarkan bendera perang terhadap setiap kekuatan angkara murka di muka bumi yang saat itu diperagakan dengan amat sempurna dan mencekam oleh Yazid bin Muawiyah, Ubaidillah bin Ziyad, Syimir bin Dzil Jaushan, dan aktor-aktor antagonis lainnya. Karbala, tanah tempat Al-Husain menyambut Asyura tuk melepas bintang berekor tanda datangnya keranda kehancuran para Fir'aunis.
Karbala. Pada akhirnya adalah gurun sejarah abadi penaklukan darah syuhada atas panah, tombak, dan pedang.
"Jikalau raga diciptakan untuk menyongsong kematian,maka kematian di ujung pedang di jalan Allah jauh lebih baik dan mulia ketimbang mati di atas ranjang."(Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib as)

Selengkapnya......

Membangun Bangsa Mandiri melalui Pendidikan

“Pendidikan adalah sebagai proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional secara manusiawi,” kata John Dewey.
“Tujuan pendidikan adalah menuntut segala kekuatan kodrati yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang tertinggi,” pesan Ki Hajar Dewantara.


Kedua pelopor pendidikan di atas, memberikan kita gambaran menata dunia pendidikan, di antaranya melalui jalaur UN. Meski pada awalnya banyak kalangan yang meragukan sistem ini. Namun, sistem UN yang sudah berlangsung tiga tahun tersebut sudah terlihat hasilnya. Di antaranya, anak didik dan pihak sekolah lebih serius mengikuti proses belajar-mengajar. Ini merupakan kemajuan besar jika kita berbicara soal pembangunan proses konsep pendidikan guna mengejar standar pendidikan negara tetangga. Kita dapat lihat bagaimana sekolah dan para murid menjelang UN, sangat antusias belajar guna mengejar prestasi tinggi. Tentu ini sesuatu yang menggembirakan.
Ujian nasional hanya salah satu variabel keberhasilan dunia pendidikan kita. Banyak unsur pendukung yang bisa dijadikan bahan analisis jika dunia pendidikan berhasil; seperti kemandirian, keteladanan, moralitas, dan sebagainya. Terlepas dari itu semua, dunia pendidikan kita saat ini tengah dibenahi menuju “Accelerated Learnig For 2030 years”. Titik yang akan dituju yaitu mengantarkan anak bangsa kita mengembangkan keterampilan yang tepat dan memandang bahwa kekayaan bangsa ini berada pada hasil kualitas otaknya dalam berkerja. Dan belajar adalah merupakan petualangan hidup. Artinya, belajar tanpa batas usia dan terus berpikir kreatif, inovatif, enerjik, produktif, berwatak kerja keras, menghargai waktu, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup dan menemukan solusi secara mandiri.
Pendidikan kita di masa datang perlu disenerjikan antara teori dengan aktualisasi di dunia kerja. Agar sistem pendidikan nasional melahirkan tenaga kerja yang memiliki daya saing, memiliki jiwa kemandirian, inovatif dan kreatif di dunia internasional. Karena, dengan sistem pendidikan yang baik dan benar, mampu mengubah sebuah bangsa menjadi maju jaya. Bahkan dengan pendidikan mampu mengubah status bangsa menjadi nomor wahid yang ujung-ujunganya dihormati di mata dunia. Di beberapa negara seperti Cina, Jepang, Malaysia, dan negara lainnya dihormati karena kemajuan di sektor pendidikan. Dengan pendidikan pula berbagai negara di dunia ini bisa keluar dari krisis ekonomi secara cepat. Begitu juga sebaliknya, tanpa sistem pendidikan yang tepat guna sangat sulit bangsa ini keluar dari krisis berkepanjangan.
Bila ditelusuri secara cermat mulai berdirinya negeri ini, ada kesalahan konsep pendidikan nasional yang ditanamkan oleh para penjajah sampai sekarang. Sehingga Indonesia dikatagorikan sebagai negara terbelakang di berbagai sektor kehidupan. Di beberapa negara yang ditimpa krisis moneter, secara cepat ditangani, karena SDM yang mereka miliki jauh lebih baik dari negara kita. Kita ambil contoh Malaysia, Filipina, Thailand, Korea Selatan dan sebagainya. Persoalan bangsa Indonesia saat ini di sektor pendidikan disebut sebagai hukum causality, yaitu hukum sebab dan akibat.
Adapun solusi teori causality itu adalah karakter kemandirian. Dengan karakter kemandirian ini akan melahirkan sifat progresif, visioner, willpower (kemauan keras), toil (kerja keras), dan produktif. Karena itu, pendidikan karakter mandiri perlu dibangun di negeri ini melalui jalur pendidikan secara serius agar para anak didik mempunyai orientasi bertindak dalam menata kehidupannya. Tidak lagi mengalami ketergantungan terhadap negara asing. Negara yang mampu berdikari, berdiri dari kaki sendiri.
Dalam memegang sikap kemandirian, Bung Karno menyarankan masyarakat Indonesia kembali ke agama. Menurut KH Firdaus AN dalam bukunya, “Dosa-dosa Politik Orla dan Orba yang Tak Boleh Berulang di Era Reformasi”, ia mengatakan bahwa Bung Karno berulang kali menegaskan: “Agama adalah unsur mutlak dalam nation and character building.” Selain itu, Bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara memberikan contoh berkarakter mandiri. Bersikap atas dasar kemandirian yang berlandaskan pada jiwa keagamaan. Meskipun Ki Hajar Dewantara banyak rintangan yang dialami tapi beliau tetap tabah dalam kemandirian. Dan benih kemandirian itu beliau ditanamkan pula ke jiwa anak didiknya. Saat Ki Hajar Dewantara diasingkan di Belanda, beliau tetap bersikap mandiri dalam memegang prinsip dan enggan bergabung pada pihak penjajah. Selain Ki Hajar Dewantara, ada nama Jendral Sudirman, Sultan Hasanuddin, H Agus Salim dan lainnya.
Selain para pahlawan di atas, Guru Besar Universitas Waseda Prof Toshiko Kinoshita menasehati bangsa ini agar menempatkan pendidikan sebagai proritas utama dalam berbangsa dan bernegara. Yang terpenting, kata Prof di universitas terkemuka di Jepang itu adalah basic science atau pendidikan dasar bukan pada pendidikan terlalu canggih. Ia mencontohkan Cina maju karena mengutamakan kualitas SDM di bidang pendidikan (Kompas, 24 Mei, 2002). Sangat betul kata Toshiko Kinoshita, setelah negari Sakura hancur berkeping-keping dalam Perang Dunia Kedua, ia bangkit kembali menjadi bangsa besar di tengah percaturan industri dan berdagangan dunia. Itu terjadi, karena negeri Matahari Terbit itu memproritaskan pendidikan kemandirian dan kewiraswastaan dalam membangun bangsanya. Di mana pendidikan yang tertanam bernilai budaya bushido, yang artinya kerja keras, disiplin tinggi dan pantang menyerah.
Konsep UN 2007 Membangun Karakter Bangsa
UN 2007 tinggal menghitung jari. Waktunya semakin mendekat yang rencananya digelar tanggal 24-26 April untuk SMP/MTs dan tanggal 17-19 April 2007 untuk SMU/SMK/MA. Berbagai persiapan pun dilakukan pihak sekolah di seantero nusantara untuk meraih prestasi tinggi. Proses belajar-belajar super ketat pun digalakkan agar persiapan menjalani UN benar-benar matang. Ada murid yang mengikuti try out. Selain itu, sekolah menyewakan lembaga bimbing tes atau bimbingan belajar untuk anak didiknya. Semua itu dilakukan agar mencapai nilai minimal (passing grade) untuk lolos UN. Dan menjaga persentase kelulusan sekolah serta membela nama baik daerah di mana mereka berada (Kompas, 29/03/2007)..
Dengan adanya perasaan ‘gensi-gensi-an’ dari pihak sekolah dan anak didik tersebut mampu mengakselerasi perbaikan kualitas dunia pendidikan yang nantinya menggiring pada pengembangan kejiwaan insani. Sebab, setiap sekolah atau daerah tak ingin dikatakan sebagai low quality. Jika kesadaran masyarakat tinggi terhadap kualitas pendidikan, secara otomatis, seluruh potensi yang dimilikinya digerakkan untuk menggapai tujuan pendidikan nasional. Dan nantinya akan memberikan efek positif bagi kualitas pendidikan nasional kita yang terpuruk di titik nadir.
Sekedar memperbarui ingatan kita, kualitas pendidikan Indonesia menurut Internasional Education Achievement (IEA) berada pada urutan ke-38 dari 39 negara. Hasil ini masih pada kemampuan membaca untuk tingkat SD. Belum pada kemampuan matematika untuk siswa SMP dan sederajat berada diperingkat ke-39 dari 42 negara. Sedangkan untuk Ilmu Pengetahuan Alama (IPA) negara kita juga berada di titik terendah, diurutan 40 dari 42 negara.
Menurut laporan Pengembangan Manusia (Human Development Report 2002-UNDP), angka Human Development Indeks (HDI) tahun 2002, Indonesia memperoleh nilai 0,684 atau berada pada rangking 100, di bawah Vietnam yang dapat nilai 0,688 dan berperingkat 109. Itu masih Vietnam. Belum lagi Cina (urutan 96), Filipina (urutan 77), Thailand (700), Malaysia (urutan 59), Brunai (32), Singapura (25), dan Jepang berada diurutan 9. Di mana penilaian HDI berada pada titik indeks campuran yang ukuran prestasinya di tiga dimensi dasar pengembangan manusia. Pertama, a log and healty life. Kedua, knowlegde atau pengetahuan dan a decent standartd of living alias kelayakan standar hidup.
Ujian Nasional untuk tahun 2007 ini bukan lagi satu-satunya penentu kelulusan. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyusun empat faktor yang dijadikan pertimbangan bagi sekolah untuk menentukan selesainya atau tidaknya masa studi siswanya. Saat ini, BSNP telah mengusulkan kepada Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tentang parameter lain tersebut... upaya kita ini untuk menghilangkan opini masyarakat bahwa ujian nasional adalah sesuatu yang menakutkan. Faktor yang dijadikan tolok ukur kelulusan siswa tersebut adalah penyelesaian seluruh program pembelajaran, nilai baik untuk empat hal (agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan), lulus ujian sekolah, serta lulus ujian nasional. Keempat unsur itu berdiri sendiri, bukan dirata-ratakan. Siswa harus berjuang keras untuk dapat lulus di empat penilaian tersebut. Dengan adanya faktor baru tersebut sebagai penentu kelulusan itu juga memberi peluang kepada sekolah, khususnya guru, untuk ikut menentukan nasib ujian peserta didiknya. Karena itu, sekolahlah yang menentukan seorang siswa lulus atau tidak. Sebab selama anak didik menjalani proses belajar mengajar, sekolah lebih mengetahui kondisi riil sang siswa. Dan teknis penilaian terhadap siswa dengan memakai parameter penyelesaian seluruh program pembelajaran. Yang sebelumnya pihak sekolah lebih mengetahui berapa kali seorang siswa masuk atau bolos selama belajar di sekolah itu. Setiap sekolah mempunyai perhitungan sendiri dalam penilaian ini. Apakah harus 75 persen atau 80 persen dari total pembelajaran. Demikian juga untuk kriteria kedua, yaitu memperoleh nilai baik untuk empat hal. Perlu digarisbawahi, nilai baik tidak hanya diwujudkan dalam bentuk angka. Namun juga terkait dengan perilaku siswa selama dalam masa studi. Tentu sekolah lebih tahu seluk beluk anak didiknya. Dengan dilibatkannya sekolah dalam menentukan kelulusan peserta didik agar dapat menghapus pengebirian hak-hak guru dalam hal pengambilan keputusan terhadap proses pengajaran. Sebelumnya, UN dinilai mengesampingkan jerih payah siswa selama setahun terakhir di sekolah. Padahal disitulah terdapat rekaman penting guru tentang kondisi terakhir siswa. Guru hanya memfokuskan diri pada proses mengajar dengan membuat perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Tetapi, hak untuk mengevaluasi tidak diberikan dalam ujian akhir.
Dengan kebijakan yang baru itu, rekaman dan pantauan guru yang menentukan siswa layak lulus atau tidak tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen). BSNP telah memberikan pada sekolah-sekolah tentang panduan standar penilaian, ujian ulangan, dan perilaku siswa. Di mana kriteria kelulusan tercantum pada pasal 72 PP No19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Di situ diatur mengenai petunjuk teknis rinci tentang penentuan kelulusan peserta didik dari dan oleh satuan pendidikan. Untuk rata-rata nilai lulus, ada perubahan. Standar kelulusan UN 2007, dengan tiga mata pelajaran yang diujikan, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan matematika, siswa harus memperoleh nilai rata-rata minimal 5 dengan nilai terkecil dari ketiganya adalah 4,25. Atau, salah satu dari mata pelajaran mendapat nilai 4, dengan syarat dua mata pelajaran yang lain mendapat nilai 6. Itu untuk memberikan peluang siswa yang pandai, tapi mendapat nilai jelek pada salah satu mata ujian. Namun, lulus UN tidak menjamin seorang siswa dinyatakan lulus sekolah. Pasalnya, dalam Permen tersebut diatur bahwa syarat kelulusan meliputi empat hal. Dari keempat itu harus selesaikan sesuai program pembelajaran; Memperoleh nilai baik untuk empat kategori, yaitu agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; lulus ujian sekolah; dan lulus ujian nasional. Semua penilaian itu berdiri sendiri, bukan dirata-rata. Artinya, UN bukan lagi satu-satunya penentu kelulusan tapi sekolah yang akan menentukan lulus tidaknya peserta didiknya. Dari kesemua perbaikan sistem UN 2007 mengarah pada bagaimana membangun kemandirian sekolah dan anak didik seperti dibahas di atas.

Selengkapnya......

eight the intelegensia human

Manusia memiliki kecerdasan yang dapat dibedakan menjadi 8. Dalam istilah yang lebih populer, kedelapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia itu adalah :

1. Kecerdasan Linguistik : Word SmartAdalah kecerdasan menggunakan kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini sangat berguna bagi para penulis, aktor, pelawak, selebriti, radio dan para pembicara hebat. Kecerdasan juga membantu kesuksesan kariernya di bidang pemasaran dan politik.Coba anda periksa kepribadian di bawah ini, mana yang merupakan kepribadian anda:- Suka menulis kreatif di rumah.- Senang menulis kisah khayal, lelucon dan cerpen.- Menikmati membaca buku di waktu senggang.- Menyukai pantun, puisi dan permainan kata.- Suka mengisi teka-teki silang atau bermain scrable.Yang manakah kemampuan linguistik anda ??Jika kamu di sekolah, kampus banyak bicara dan kurang memperhatikan pelajaran atau menikmati menulis puisi di rumah tapi tidak mengerjakan PR, senang bercerita. Kamu mepunyai kecerdasan linguistik. Kembangkanlah potensimu terus. Suatu saat kamu akan menjadi seseorang yang hebat.

2. Kecerdasan Logis- Matematis : Number SmartKecerdasan yang satu ini adalah ketrampilan mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika dan akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang digunakan ilmuwan untuk membuat hipotesa dan dengan tekun mengujinya dengan eksperimen. Ini juga kecerdasan yang digunakan oleh Akuntan pajak, pemrogaman komputer dan ahli matematika.Coba periksa ketrampilan yang ada pada anda saat ini:- Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.- Menikmati menggunakan bahasa komputer atau progam software logika- Ahli bermain catur, dan permainan strategi lainnya- Menjelaskan masalah secara logis-Merancang Eksperimen-Suka bermain teka-teki logika- Mudah memahami sebab-akibat- Menikmati pelajaran matematika dan IPA serta mendapatkan prestasi yang bagusKemampuan logis yang manakah yang saya miliki ??Inilah kecerdasan yang dikaitkan dengan kecerdasan dalam bersekolah. Jika kamu memiliki kecenderungan kutu buku, mendapat nilai tinggi IPA, menikmati dan berinteraksi dengan komputer, mencoba mencari jawaban yang sulit, maka Kamu berbakat besar dalam kecerdasan ini. Kembangkan terus, suatu saat kamu akan menjadi seorang ilmuwan, akuntan, insinyur, ahli pemrogaman komputer atau mungkin filosofi.

3. Kecerdasan Spasial : Picture SmartIni adalah kecerdasan gambar dan bervisualisasi. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk menvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Seniman atau pemahat serta pelukis memiliki kecerdasan ini dalam tingkat tinggi.Coba periksa ketrampilan yang menurut kamu ada pada diri kamu:- Menonjol dalam kelas seni kelas.- Mudah membaca peta, grafik dan diagram.- Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya- Mencoret-coret diatas kertas- Lebih mudah memahami lewat gambar daripada lewat kata-kata ketika sedang membaca.Jadi yang manakah kemampuan spasial yang anda miliki ??Seandaianya kamu menonjol dalam kecerdasan ini, kembangkanlah. Karena suatu saat kamu bisa jadi pelukis, pemahat, designer, dan perancang bangun.

4 Kecerdasan Kinestetik- Jasmani : Body SmartKecerdasan jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh (atlet, penari, seniman, pantomim aktor) dan juga kecerdasan tangan (montir, penjahit, tukang kay, ahli bedah)Coba anda piilih ketrampilan yang ada pada diri anda:- Bergerak-gerak ketika sedang duduk- Terlibat dalam kegiatan fisik seperti renang, bersepeda, hiking atau bermain skate board.- Perlu menyentuh sesuatu yang ingin dipelajari.- Menikmati melompat, gulat dan lari.- Memperlihatkan kerampilan dalam kerajinan tangan seperti kayu, menjahit, mengukir.- Menikmati bekerja dengan tanah liat, melukis dengan jari, atau kegiatan "kotor" lainnya.- Suka membongkar sebuah benda kemudian menyusunnya lagiLalu kemampuan kinestetik jasmani apa yang anda miliki sekarang ??Jika anda tidak betah duduk lama-lama dan lebih suka bergerak, menyukai studi lapangan, maka kamu menonjol dalam kecerdasan ini. Maka kembangkanlah terus.5. Kecerdasan Musikal: Music SmartKecerdasan musical melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati musik. Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva dan virtuoso piano di dunia seni dan budaya.Bakat musik adalah sesuatu bakat yang selam ini dibiarkan atau ditelantarkan di sekolah. Jikalau kamu memiliki bakat ini maka ada baiknya mengembangkan di luar lingkungan sekolah.6. Kecerdasan Antar Pribadi: People SmartKecedasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerj untuk orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari kemampuan berempati, kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang lain.Nah jika kalian sangat populer di kalangan teman-temanmu dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cepat. Maka kamu berbakat dalam kecerdasan ini. Kembangkanlah, suatu saat kamu akan menjadi seorang pemimpin, konselor, pengusaha atau organiser komunitas.7. Kecerdasan Intra Pribadi: Self SmartKecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri, kecerdasan untuk mengetahui siapa sebenarnya diri kita sendiri. Kecerdasan ini sangat penting bagi para wira usahawan dan individu lain yang harus memiliki persyaratan disiplin diri, keyakinan, dan pengetahuan diri untuk mengetahui bidang atau bisnis baru.Jika kamu mampu mengetahui siapa diri kamu sebenarnya, pandai menargetkan dan menentukan target untuk diri sendiri. Kamu percaya diri dan tidak pemalu, maka kamu berbakat dalam kecerdasan ini. Kembangkanlah terus kecerdasan ini karena sangat dibutuhkan dalam kehidupan untuk meraih kesuksesan.8. Kecerdasan Naturalis: Nature SmartKecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk alam di sekitar kita: Bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan fauna lainny. Kecerdasan ini dibutuhkan di banyak profesi seperti ahli biologi, penjaga hutan, dokter, hewan dan holtikulturalis.Kita harus ingat bahwa setiap orang memiliki 8 kecerdasan diatas dan setiap harinya digunakan dan dikombinasikannya. Contohnya saja bila pemain sepak bola menggiring bola maka mereka menggunakan kecerdasan kinestetik-jasmani untuk menggiring bola, kecerdasan spasial untuk memvisualisasikan posisi bola setelah lawan menendangnya, dan kecerdasan antar pribadi untuk kerja sama dengan anggota tim lainnya. Akan tetapi mereka memiliki salah satu kecerdasan yang paling dominan yaitu kinestik-jasmani.Nah sekali lagi untuk menjadi orang yang sukses anda harus bisa mencari dan menemukan kecerdasan yang paling dominan pada diri kamu dan terus mengasahnya agar menjadi talenta dan orang yang sukses dan hebat.

Selengkapnya......

Sabtu, 24 November 2007

mother

Mumpung ibu masih ada, cobalah perhatikan wajahnya saat BELIAU tidur, saat matanya terpejam kamu tatap wajahnya itu 5 menit saja, kamu akan tahu bagaimana rasanya nanti bila wajah itu tak ada di situ…
LAKUKAN APAPUN YANG BISA KAU LAKUKAN UNTUKNYA!!!
LAKUKAN SEKARANG! Bukan besok atau 5 menit lagi karena mungkin bergitu kamu berkedip dia akan pergi dan tak kembali...
Kalau Ibu yang kamu cintai sudah terlanjur tak ada, jangan lupa untuk selalu berdoa kepada TUHAN...
Ini adalah mengenai nilai kasih Ibu dari seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan secarik kertas yang bertuliskan sesuatu, si Ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang diulurkan oleh si anak dan membacanya.
Ongkos upah membantu ibu :
Membantu pergi ke warung : Rp. 20.000
Menjaga adik : Rp. 20.000
Membuang sampah : Rp. 5.000
Membereskan tempat tidur : Rp. 10.000
Menyiram bunga : Rp. 15.000
Menyapu halaman : Rp. 15.000
Selesai membaca, si Ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si Ibu mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.
1. Ongkos mengandungmu selama 9 bulan : GRATIS
2. Ongkos berjaga malam karena menjagamu : GRATIS
3. Ongkos air mata yang menetes karenamu : GRATIS
4. Ongkos khawatir karena memikirkan keadaanmu : GRATIS
5. Ongkos menyediakan makam, minum, pakaian dan keperluanmu : GRATIS
Jumlah keseluruha nilai KASIHMU : GRATIS
Si anak menatap wajah ibu dengan mata berlinang, memeluknya dan berkata ”saya sayang IBU”.
Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya :
”TELAH DIBAYAR”
Jika kamu menyayangi ibumu, ”FORWARD” lah kepada sahabat-sahabatmu.
1 Orang : Kamu tidak saya ibumu
2 – 4 orang : kamu sayang ibu
5 – 9 orang : BAGUS! Ternyata kamu sayang juga kepada IBUMU
10 <>SUDAHKAH KAMU MEMBALAS APA YANG TELAH IA BERIKAN KEPADAMU
SELAMA INI???
”MOTHER IS THE BEST SUPER HERO IN THE WORD....”

Selengkapnya......

DEMOKRASI

DEMOKRASI

Masalah dan pengertian demokrasi dapat merupakan tesis yg tak pernah habis2 untuk dibahas,baik tipe,corak,varian2maupun gayademokrasiyang timbul di sepanjang sejak sejarah demokrasi ala yunani di masa2 sebelum masehi. Ini sudah banyak dibahas oleh tokoh cendekia Indonesia(Mochtar Buchari,(1998),Goeswin Agus, (1998);Nurcholis Majid,(2000);

Makna demokrasi dalamkonteks Indonesia yang menghadapi penarapan Undang-Undang Otonomi pada tanggal 1 januari 2001. Ada 2 pengertian yang angat esensial & sentral,yakni demokrasi & otonomi. Bukan saja mewakili salah satu nilai diantara sekian banyak nilai2 seperti kemerdekaan,kesetaraan,keadilan,idea demokrasi dapat menghubungkan dan dapat bertindak sebagai penengah bagi unsur2 yang bertikai. Ia dapat bertindak sebagai panduan-orientasi yang dapat menolong menciptakan dasar untuk menentukan secara spesifik hubungan antar norma2 yang berbeda.

Demokrasi modern mempunyai sifat2 dengan istusi2 sebagai berikut:
1. Lembaga yang memiliki kuasa dalam penyelenggaraan Negara,secara lisan,secara norma atau gabungan kedua-duanya.Lazimnya,lembaga akan ada pembagian kekuasan untuk memastikan seseorang tidak diberi lebih dari 1 kuasa.
2.Pemilihan umum untuk memilih wakil2 rakyat yang dikelolakan secara bebas & adil.
3.Rakyat diberi hak memilih.
4.kebebasan bersuara(berceramah,berhimpun,dsb)
5.kebebasan & akses kepada media lain.
6.kebebasan persatuan.
7.semua orang dalam masyarakat menikmati hak yang sama dari segi U.U. Salah satu prasyarat demokrasi ialah berlakunya aturan undang-undang Rule Of Law.
8.Rakyat yang berpendidikan & berpengetahuan tentang hak asasi manusia & tanggung jawab fisik.



Demokrasi

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik Negara(Eksekutif,Yudikutif,dan Legislatif) untuk diwujudkan dalam 3 jenis lembaga yang saling lepas(Independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.

Kesejajaran & Independen ke3 jenis lembaga ini diperlukan agar ketiga lembaga Negara ini bisa saling mengawasi & saling mengontrol berdasarkan prinsip Cheks And Balances.

Ketiga jenis lembaga2 negara tersebut adalah lembaga2 pemerintah yang memilliki kewengan untuk mewujudkan & melaksanakan kewenangan Eksekutif,lembaga2 pengandilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan Judikatif &lembaga2 perwakilan rakyat(DPR untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasan Legislatif.

Dibawah sistem ini, keputusan Legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja & bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya(Konstituen) & yang memilihnya melalui proses PEMILU legislatif,selain sesuai hukum & peraturan,selain PEMILU legislatif, banyak keputusan atau hasil2 penting,misalnya pemilihan Presiden suatu Negara diperoleh melalui pemilu. Pemilihan umum tidak wajib diikuti oleh seluruh warga Negara,namun oleh sebagian warga yang berhak & secara sukarela mengikuti pemilu sebagai tambahan,tidak semua warga memiliki hak pilih.

Kedaulatan rakyat yang dimaksud disini bukan dalam arti memilih presiden atau anggota2 parlemen secara langsung,tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota2 parlemen secara langsung tidak menjamin Negara tersebut sebagai Negara demokrasi,sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan.

Walaupun perannya dalam sistem demokrasi tidak besra, suatu pemilu sering dijuluki "Pesta Demokrasi". Ini adalah akibat cara berpikir lama sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola,bukan sistem pemerintahan yang bagus,sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apapun seorang pemimpin Negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek dari pada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun Negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya 18 tahun dan tidak memiliki catatan kriminal.

Selengkapnya......